TEMPO.CO, Jakarta - Rumput laut tak hanya nikmat disulap menjadi agar-agar atau bungkus sushi. Sebentar lagi, salah satu komoditas laut ini bakal mampu menyalakan mobil Anda.
Adalah para ilmuwan Bio Architecture Lab Inc (BAL) di Berkeley yang menemukan cara untuk memecah gula pada rumput laut, antara lain diubah menjadi etanol. Menggunakan teknik rekayasa genetika, mereka memanfaatkan bakteri Escherichia colito (E. coli) untuk mencerna dan mengubah rumput laut menjadi senyawa bahan bakar dan bahan kimia lainnya. Temuan mereka telah dilaporkan dalam edisi 20 Januari jurnal Science.
Alasan untuk rekayasa, seperti dikutip Digital Trend, menggunakan mikroba adalah karena industri tidak bisa mencerna alginat, gula utama dalam rumput laut cokelat. Pasalnya, "Bentuk gula dalam rumput laut sangat eksotis," kata Yasuo Yoshikuni, pakar biologi sintetis dan salah satu pendiri BAL.
Jadi Yoshikuni dan para peneliti BAL memutuskan untuk memanfaatkan mikroba untuk mencerna alginat yang disebut Vibrio splendidus. Mereka kemudian mengisolasi gen yang membawa sifat yang diinginkan dan menempatkan DNA pada E.coli. Untuk menguji versi baru dari bakteri perut ini, para peneliti mencampurnya dengan beberapa rumput laut tanah dan sedikit air dan membiarkan senyawa ini selama dua hari.
Para ilmuwan menemukan bahwa cara ini menghasilkan 5 persen etanol dan air dalam suhu antara 25 dan 30 derajat Celsius. Yoshikuni percaya etanol itu hanya awal dan bahwa mikroba juga dapat digunakan untuk mengubah rumput laut menjadi isobutanol dan senyawa kimia lain.
Namun Yoshikuni tak menyebut kapan percobaan yang dilakukan pada skala laboratorium ini siap diterapkan dalam tataran praktek.
TRIP B
BERITA TERPOPULER LAINNYA
SOPA-PIPA, FBI Memburu Petinggi Megaupload
Begini Cara Inggris Memata-matai Rusia
Ini Roket Pengangkut Satelit Amerika Serikat
Satu ABK WNI Costa Concordia Patah Tulang Belakang
SMK Negeri 1 Madiun Berhasil Merakit Mini Truk