TEMPO.CO , Jakarta: Ketua Pusat Riset Universitas Airlangga tentang Flu Burung (Avian Influenza-zoonosis Reseach Center), C.A. Nidom, mengemukakan dua asumsi penyebab tak tertolongnya Adra Soraya Ramadani, 5 tahun, pasien terinfeksi flu burung. Menurut dia, ada dua kemungkinan sebab berubahnya status negatif flu burung Soraya menjadi positif hingga balita itu meninggal dunia pada 16 Januari lalu.
Pertama ada kekeliruan pengambilan sampel. Sebab waktu demam Soraya berdekatan dengan masa terinfeksinya sang paman, Puguh Dwi Yanto, yang lebih dulu meninggal dunia. Ia kemungkinan terkena paparan virus bersamaan dengan pria 23 tahun tersebut. “Berarti harusnya saat sampelnya diambil, virus sudah ada,” ujar Nidom, ketika dihubungi, Sabtu 21 Januari 2012.
Jadi seharusnya hasil uji PCR balita itu positif. Kalau hasilnya negatif, berarti, “Ada kekeliruan dalam pengambilan. Pengambilannya enggak benar,” kata Nidom. Ia menjelaskan ini terkait dengan teknik pengambilan sampel. Selain sampel darah, pengambilan sampel ludah ataupun lendir pasien flu burung juga perlu dilakukan melalui nasofaring atau bagian antara hidung dan tenggorokan.
Alat berbentuk seperti cotton bud panjang dimasukkan ke hidung sampai ujung dipakai untuk ambil sampel ini. Atau bisa juga melalui mulut, dimasukkan sampai menyentuh antil-antil. “Kalau pengambilannya benar, bisa dapat,” ujarnya.
Asumsi kedua Nidom, virus si tubuh Soraya sudah masuk sampai ke paru-paru, sehingga tidak terdeteksi saat pengambilan sampel. “Bisa jadi virusnya sudah berkembang merusak organ, sudah masuk ke bagian paru-paru,” ujarnya. Perjalanan virus, kata Nidom, berawal dari hidung, tenggorokan, masuk ke paru-paru, lalu naik ke hidung lagi.
ATMI PERTIWI
Berita Terpopuler Lainnya
Peternak Diminta Waspada Flu Burung
Kasus Flu Burung di Dunia dan Indonesia Menurun
Begini Kiat Dahlan Ubah Pola Pikir Karyawan BUMN
Paranormal Activity 3, Asal Muasal Si Hantu
Siapa Sebenarnya Si Pirang, Teman Kencan Kapten Costa?
Di Manado, Gadis PNS Diperkosa dan Dibunuh
Monyet 'Drakula' Ditemukan di Kalimantan