TEMPO.CO, Jakarta - Afriani Susanti, pengemudi mobil Xenia penabrak belasan orang di Tugu Tani, Gambir, Jakarta Pusat, di mata tetangganya dinilai sebagai orang baik. "Tidak pernah ada masalah, tapi memang sering pulang malam," kata Bawuk, kepala rukun tetangga setempat, saat ditemui di rumahnya Senin, 23 Januari 2012. "Mungkin karena pekerjaan di produksi film atau iklan, maka sering pulang malam."
Afriani, menurut Bawuk, juga bukan merupakan orang yang tertutup. "Normal sajalah, seperlunya sajalah kita ngobrol, kalau sehari-hari jarang," katanya.
Sudah bertahun-tahun Bawuk melihat Afriani bisa mengemudikan mobil. "Sering ia bawa mobil, apalagi semenjak ayahnya meninggal dua tahun silam." Bawuk juga mengaku tidak pernah ia melihat Afriani ngebut di jalan perumahan.
Namun, ketika ditanya kepemilikan mobil, Bawuk tidak dapat memastikan. "Dulu memang punya mobil pribadi, tapi setelah ayahnya meninggal mobilnya ganti-ganti," ujarnya.
Seperti diketahui, mobil Daihatsu Xenia yang disopiri Afriani melaju kencang dan menghantam belasan pejalan kaki di trotoar dan halte di Jalan M.I. Ridwan Rais, Gambir, Jakarta Pusat, Ahad, 22 Januari 2012. Akibat tabrakan maut itu, sembilan tewas, dan tiga terluka
Sama halnya dengan Bawuk, Hari, tetangga korban, juga mengatakan hal yang sama. "Saya sih dulu sering lihat pas malam naik taksi, habis pulang kuliah atau kerja mungkin," katanya.
Komisaris Besar Rikwanto selaku juru bicara Polda Metro Jaya di Jakarta mengatakan bahwa Afriani menggunakan obat-obatan terlarang. Hasil tes urine dan darah membuktikan bahwa tersangka tak hanya memakai sabu, tapi juga minum minuman keras sebelum kejadian.
Hasil penyidikan sementara, ditemukan indikasi Afriani tak mengantongi SIM dan STNK. Penyidik akan mendalami keterangan Afriani yang mengaku tidak membawa dokumen kendaraan karena sedang diperpanjang. Polisi juga akan memeriksa kelengkapan surat kendaraan Afriani melalui Subdirektorat Registrasi dan Identifikasi Ditlantas Polda Metro Jaya
ANANDA PUTRI