TEMPO.CO, Jakarta - Aksi ambil untung yang dilakukan para pelaku pasar membuat penguatan rupiah kembali terhambat. Rupiah yang telah menguat cukup signifikan pekan lalu dijadikan momen oleh para pelaku pasar untuk merealisasikan keuntungan yang sudah diperoleh.
Dalam transaksi pasar uang hari ini nilai tukar rupiah ditutup melemah 22 poin (0,25 persen) menjadi 8.970 per dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah bahkan sempat melemah hingga mendekati level 9.000 per dolar AS.
Pengamat pasar uang dari PT Monex Investindo Futures, Apelles R.T. Kawengian, mengemukakan adanya sentimen positif kesepakatan antara Yunani dan para kreditornya mampu meredakan kekhawatiran pasar finansial global. Alhasil, euro berhasil menguat hingga kembali ke level US$ 1,30. “Pulihnya mata uang tunggal Uni Eropa, euro, mengindikasikan bahwa optimisme pasar terhadap pertumbuhan kembali menguat,” tuturnya.
Fundamental makroekonomi domestik yang tetap solid serta masuknya kembali investor asing ke bursa seiring dengan penguatan indeks ke level 4.000 memberikan dukungan bagi apresiasi rupiah. Tren dolar AS cenderung melemah, yang terlihat dari turunnya indeks dolar AS terhadap enam mata uang rival utamanya kembali berada di bawah level 80, membuat rupiah mampu bertahan di bawah level 9.000 per dolar AS.
Mata uang Asia sore ini sebagian besar menguat mengikuti pulihnya euro kembali berada di atas US$ 1,30. Won Korea Selatan menguat 0,24 persen menjadi 1.128,07, peso Filipina menguat 0,26 persen ke 43,1633, ringgit Malaysia terapresiasi 0,06 persen menjadi 3,0868, serta baht Thailand juga menguat 0,25 persen menjadi 31,47 per dolar AS.
VIVA B. KUSNANDAR