TEMPO.CO, Brussel - Pemimpin negara-negara anggota Uni Eropa akhirnya menyepakati embargo pembelian minyak dari Iran sebagai sanksi atas program riset nuklir yang dilakukan negara timur tengah tersebut. Selain embargo, sanksi lain yang akan dilakukan adalah memblokir aset bank sentral Iran yang berada di seluruh wilayah Eropa.
Kesepakatan itu dinyatakan di akhir pertemuan antarmenteri luar negeri di Brussel Belgia, semalam. Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan Iran telah gagal memulihkan kepercayaan internasional untuk menjaga program nuklirnya "tetap dalam kondisi damai".
Sedangkan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan Kanselir Jerman Angela Merkel menyuarakan penolakan keras atas apa pun bentuk pengembangan nuklir di Iran. "Kami tidak akan menerima program senjata nuklir yang dilakukan Iran, yang selama ini tak pernah memperhatikan kepentingan internasional dan bahkan menyebarkan ancaman di mana-mana," kata mereka seperti dikutip BBC, Selasa 24 Januari 2012.
Namun hingga saat ini Iran tak menanggapi secara resmi pemboikotan minyak oleh Eropa. Salah satu anggota parlemen Iran mengatakan embargo ini tak lebih dari propaganda belaka, yang tak memiliki arti besar. Ali Adyani, anggota komisi energi parlemen Iran, mengatakan keputusan Uni Eropa menunjukkan betapa mereka hanya menjadi budak beberapa gelintir politikus Amerika. "Ini tidak akan memiliki efek terhadap perekonomian Iran. Teheran bisa menjual minyak ke banyak negara meski ada larangan," ujarnya.
Uni Eropa merupakan konsumen minyak Iran terbesar kedua setelah Cina. Badan Energi Internasional mencatat Eropa mengimpor 600 ribu barel minyak per hari dari Iran sepanjang 2011. Pasokan minyak Iran mencapai 34,2 persen dari total impor minyak Yunani, 14,9 persen dari impor minyak Spanyol, serta 12,4 persen dari impor minyak Italia.
FERY FIRMANSYAH