TEMPO.CO, Tangerang - Ro atau MR, 18 tahun, pasien terduga flu burung yang sudah menjalani rawat medis di Ruang Isolasi Flu Burung Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang, meninggal pada Rabu, 25 Januari 2012. "RO meninggal dunia tadi pada pukul 12.30 WIB," kata Achmad Muchlis, Humas RSUD Tangerang kepada wartawan, Kamis, 25 Januari 2012.
Menurut Muchlis, Ro meninggal akibat gagal pernapasan. Ia menjelaskan sejak masuk ruang isolasi, kondisi pasien kritis dan tidak ada perkembangan.
Saat ini ruang isolasi yang juga berdampingan dengan ruang jenazah tertutup untuk umum. Pintu gerbang, baik dari dalam maupun dari luar, digembok. Pihak rumah sakit beralasan untuk sterilisasi agar tidak ada penyebaran virus.
Sebelumnya, Ro masuk ruang isolasi sejak lima hari lalu atau Sabtu, 21 Januari 2012. Ro terindikasi mengidap flu burung setelah sebelumnya sempat dirawat di Rumah Sakit Sari Asih Karawaci, Kota Tangerang, sejak Jumat, 20 Januari 2012.
RO sebelumnya ditangani lima dokter tim khusus flu burung dari RSUD Tangerang. Mereka terdiri dari dokter paru, dokter anak, dokter penyakit dalam, dokter anestesi, dan patologi klinik. Awalnya pasien masuk rumah sakit dengan gejala demam tinggi, suara serak, dan pernapasan sesak.
Sehari sebelumnya, Rohman, kakak kandung Ro, saat ditemui di RSUD Tangerang, menjelaskan di rumah keluarganya terdapat 100 ekor bebek dan ayam. Unggas peliharaan itu menjadi mata pencaharian keluarga mereka. Tempat tinggal Ro sekeluarga dengan kandang hewan peliharaan, kata Rohman, hanya berjarak 10 meter.
Selama ini hanya ayah mereka, Junet, yang merawat ayam dan bebek. Ketika Ro jatuh sakit, keluarga memberikan obat yang biasa dibeli di warung.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Naniek Isnaini, meminta agar masyarakat yang berada di sekitar rumah Ro untuk lebih menjaga kebersihan setiap melakukan aktivitas. Salah satu caranya adalah mencuci tangan dengan sabun.
AYU CIPTA