TEMPO.CO, Bandung - Pengusaha Travel Bandung-Jakarta mengaku para penumpang mobil mereka terjebak antara empat hingga lima jam akibat pemblokiran tol Cipularang yang dilakukan buruh Bekasi, Jumat, 27 Januari 2012. Ketua Himpunan Pengusaha Travel Bandung, Andrew Aritianto, tidak menyangka imbas pemblokiran jalan tol itu akan terjadi seperti ini. Aksi pemblokiran sebelumnya, menurut dia, tidak separah hari ini. ”Penumpang yang paling lama terjebak antara empat sampai lima jam,” kata Direktur Operasional Citi Trans tersebut saat dihubungi Tempo, Jumat, 27 Januari 2012.
Andrew menuturkan pihaknya mencoba mengakomodasi sebisa mungkin semua kebutuhan penumpang yang ikut terjebak dengan kendaraan itu.
Dia mengaku belum bisa menaksir kerugian perusahaannya akibat pemblokiran itu. Pada peristiwa pemblokiran buruh sebelumnya, ujar Andrew, hanya membuat bengkak biaya operasional. Tapi, kali ini ancamannya pada pemasukan perusahaan.
Andrew mengungkapkan pemblokiran jalan tol yang dilakukan buruh di tol Cipularang yang dimulai sejak pukul 9 pagi tadi membuat semua kendaraan menuju Jakarta terjebak. Total, kata dia, sekitar 80 unit kendaraan travel yang melayani rute point-to-point Bandung-Jakarta terjebak di jalan tol. ”Kami mau putar balik enggak bisa,” katanya.
Customer Service Officer Senior Cipaganti Group Gerald Edward Hehahia menuturkan perusahaannya juga terpaksa menutup layanan operasi point-to-point dari Bandung menuju Jakarta. Sementara untuk layanan serupa dari arah Jakarta menuju Bandung terpaksa menghindari tol Cipularang, di antaranya mengambil rute lewat Puncak.
Sekitar 20 ribu buruh masuk ke ruas tol dan berkumpul sepanjang jalan antara pintu tol Cibitung sampai kawasan Jababeka. Mereka duduk-duduk di ruas tol dan berdemonstrasi memprotes keputusan PTUN Bandung yang telah memenangkan gugatan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) terhadap Upah Minimum Kabupaten Bekasi senilai Rp 1,491 juta per bulan.
AHMAD FIKRI