TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Tata Usaha dan Humas Kementerian Sekretaris Negara Sugiri membantah anggaran pembuatan parkir Istana Kepresidenan lebih dari Rp 12 miliar. Atau empat kali lipat lebih mahal dibanding anggaran pembuatan parkir di DPR yang "hanya" sekitar Rp 3 miliar. "Agak beda kalau dibanding-bandingkan gitu. Anggarannya tidak sebesar itu," kata Sugiri saat dihubungi wartawan, Jumat 27 Januari 2012.
Angka Rp 12,5 miliar, Sugiri menambahkan memang direkomendasikan Kementerian Pekerjaan Umum, dari Direktorat Jenderal Cipta Karya. "Tetapi kemudian kami dakan lelang dan dari PT Adhicon Persada nilainya menjadi Rp 10,581 miliar," kata dia.
Dengan nilai tersebut, Sekretariat Negara membangun parkiran berkonstruksi beton dua lantai terdiri dari lantai dasar dan bawah tanah seluas 3270 meter persegi. "Fasilitasnya bukan hanya parkir, tetapi juga mushala, dan koperasi. Parkirannya bisa menampung 1.000 motor, ada taman," kata dia.
Pengerjaan parkiran ini dilakukan sejak Juli hingga Desember 2011. Berdasarkan pengamatan, hingga Januari 2012 masih ada pengerjaan perapian terutama untuk bagian taman.
Mengenai kewajaran, Sugiri melanjutkan, diserahkan keseluruhan penilaiannya terhadap Badan Pemeriksa Keuangan. "Sebelum dibangun, juga dilakukan lelang terbuka," dia menambahkan.
Sebelumnya Koordinator Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Uchok Sky Khadafi menyampaikan anggaran dana pembangunan sarana parkir kendaraan beroda dua di Istana Presiden mencapai Rp 12,3 miliar. Hal ini tercantum dalam alokasi pagu anggaran pihak Istana melalui Kementerian Sekretariat Negara 2011. Jumlah ini empat kali lipat dari anggaran pembuatan parkiran DPR.
Alokasi yang besar ini, menurut Uchok, memperlihatkan bahwa Presiden tidak konsisten dengan penyataannya yang selalu mengajak masyarakat untuk berhemat. Istana dinilai tidak memberikan contoh dan malah memelihara kemewahaan sendiri. Padahal, hal ini sangat jauh berbeda dibandingkan dengan kondisi fasilitas publik yang sebenarnya lebih banyak dimanfaatkan orang.
ARYANI KRISTANTI