TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengimbau para pengusaha untuk menghentikan kebiasaan menyogok. Cara seperti itu, menurut dia, sudah ketinggalan zaman. “Akhirilah menyogok, lebih baik dana itu untuk menaikkan gaji buruh,” katanya di acara Seminar Strategi Investasi dan Portofolio di Jakarta, Jumat, 27 Januari 2012.
Menurut Dahlan, tahun 2012 membawa harapan dan tantangan yang besar. Ia memperkirakan situasi ekonomi yang membaik sebagai salah satu pemicu gejolak buruh. “Mungkin karena suasana kehidupan yang gegap gempita, orang ingin gajinya naik,” tuturnya. Itulah sebabnya Dahlan menilai lebih baik uang yang biasa dialokasikan untuk menyogok digunakan untuk menaikkan gaji karyawan.
Ia mengakui krisis ekonomi yang terjadi di Eropa mempengaruhi pengusaha melakukan berbagai cara untuk menjaga performa perusahaan, salah satunya menyogok. “Bahkan ada teman pengusaha yang bilang menyogok tak perlu besar,” katanya. Sementara ia mengatakan pengusaha harus menyadari bahwa mereka hanya bisa mengandalkan diri sendiri.
Menurut Dahlan, guncangan sangat wajar terjadi dalam dunia bisnis. Mengutip pepatah Cina ia mengatakan, “Mendung itu tidak akan terus-menerus di satu tempat, pasti dia akan bergeser atau berkurang.” Karena itu ia meminta agar para pengusaha yakin perekonomian Indonesia bisa maju. Ia menyakini bahwa krisis Eropa dan krisis buruh hanya akan menjadi guncangan kecil.
Sampai hari ini sejumlah buruh masih melakukan aksi mogok di ruas tol Jakarta-Cikampek. Aksi yang berlangsung sejak kemarin itu dilakukan untuk memprotes keputusan Pengadilan Tata Usaha Niaga memenangkan gugatan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) kemarin. Majelis hakim menyatakan pembatalan terhadap Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat yang mengatur penetapan upah minimum di Kabupaten Bekasi.
ANGGRITA DESYANI