Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jelang Dibantai, Orangutan Ini Peluk Anaknya  

image-gnews
Tujuh pria mengepung orangutan dan anaknya. Sadar tak bisa lagi melawan, kedua orangutan berpelukan, erat. Orangutan ini selamat karena tim penyayang orangutan, Four Paws, tiba tepat waktu menyelamatkan mereka.(FourPaws)
Tujuh pria mengepung orangutan dan anaknya. Sadar tak bisa lagi melawan, kedua orangutan berpelukan, erat. Orangutan ini selamat karena tim penyayang orangutan, Four Paws, tiba tepat waktu menyelamatkan mereka.(FourPaws)
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta - Dalam gambar, tujuh pria mengepungnya. Induk orangutan yang sedang hamil dan anaknya tersudut. Sadar tak bisa lagi melawan, keduanya berpelukan erat.

"Beruntung kedatangan kami tepat waktu. Telat beberapa menit saja keduanya sudah tak bernyawa," kata Dr. Signe Preuschoft, pakar primata yang kini bergabung dengan lembaga nirlaba Four Paws. Laporan tentang pembantaian orangutan di Kalimantan penjadi topik utama bahasan media Inggris itu akhir pekan ini.

Menurut Daily Mail, pemburu Indonesia "rajin" membantai orangutan saat membuka hutan untuk perkebunan. Perusahaan perkebunan memberi iming-iming imbalan minimal Rp 950 ribu untuk satu kepala orangutan. Binatang ini dianggap hama perkebunan.

Sebelum penyelamatan itu, tim Four Paws telah menjelajahi berbagai wilayah di Kalimantan, baik yang masuk wilayah Indonesia maupun Malaysia, dan menemukan banyaknya orangutan yang sudah dibantai.

Deforestasi telah secara dramatis mengurangi habitat orangutan, kata Preuschoft. Jumlah mereka telah turun tajam dari 250 ribu ekor pada beberapa dekade lalu menjadi hanya 50 ribu saja di alam liar saat ini.

Banyak perusahaan perkebunan tak mengakui telah memberi imbalan kepada pemburu. Namun, sudah bukan rahasia di antara warga imbalan bagi kepala orangutan memang menggiurkan. Bukti pembantaian muncul September lalu, ketika kuburan dan tulang belulang ditemukan berceceran di ladang perkebunan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Membunuh orangutan adalah ilegal di Indonesia, tapi hukum tak ditegakkan," kata seorang juru bicara Four Paws Inggris.

Selain dibantai, kata mereka, dalam skenario yang sama tragisnya, bayi orangutan dibiarkan hidup dan setelah dewasa disembelih atau dijual.

Kembali pada induk dan anak orangutan yang ketakutan tadi, kini mereka aman di penangkaran. Rencananya induk-anak ini akan dilepas di hutan hujan yang lebih terlindung. Namun sebelumnya tubuh mereka akan dilengkapi perangkat radio sehingga ia dan anak-anaknya dapat dilacak untuk memastikan mereka tetap aman.

TRIP B

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Nanda Jadi Kado Hari Orangutan Sedunia di Taman Safari Prigen

19 Agustus 2020

Bayi orangutan di Taman Safari Prigen Pasuruan Jawa Timur, Rabu 19 Agustus 2020. (Antara Jatim/Taman Safari Prigen/IS)
Nanda Jadi Kado Hari Orangutan Sedunia di Taman Safari Prigen

Orangutan dimanapun berada dicemaskan terdampak pandemi Covid-19 pada manusia.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Darth Vader Isopod dari Indonesia

14 Juli 2020

Staf dari National University Singapore (NUS) saat pertama kali menangkap Bathynomus raksasa saat ekspedisi (South Java Deep Sea) SJADES 2018 bersama Lembnaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Kredit: SJADES 2018
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Darth Vader Isopod dari Indonesia

Darth Vader Isopod ini ditemukan dalam survei pengambilan sampel laut dalam Ekspedisi Biodiversitas Laut Dalam Selatan Jawa.


Bayi Dibuang Orangutan Diselamatkan Warga di Kotawaringin

14 Juli 2020

Misran, warga Desa Kandan Kecamatan Kota Besi, Kabupaten Kotawaringin Timur, menyerahkan bayi orangutan yang ditemukannya saat memancing di Sungai Mentayan kepada Komandan Jaga BKSDA Kalteng Pos Sampit, Muriansyah, Senin 13 Juli 2020. ANTARA/HO
Bayi Dibuang Orangutan Diselamatkan Warga di Kotawaringin

Bayi orangutan berjenis kelamin jantan, usianya diperkirakan sekitar dua bulan. Kondisinya sehat.


BBKSDA Melepasliarkan Orangutan ke Taman Nasional Gunung Leuser

7 Juli 2020

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara melepasliarkan orangutan Maria ke Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Langkat. Kredit: ANTARA/HO-BBKSDA Sumatera Utara
BBKSDA Melepasliarkan Orangutan ke Taman Nasional Gunung Leuser

Orangutan ini diselamatkan BBKSDA pada 18 Juni 2020 di Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.


Suaka Margasatwa Lamandau Sambut Bayi Orangutan Pertama di 2020

1 Juli 2020

Bayi orangutan Pancaran bersama induknya Pauline di kawasan Camp Pelepasliaran dan Pemantauan Gemini di Suaka Margasatwa Lamandau, Kalimantan Tengah. Kredit: ANTARA/HO-KLHK
Suaka Margasatwa Lamandau Sambut Bayi Orangutan Pertama di 2020

Pancaran merupakan bayi orangutan pertama yang lahir di Suaka Margasatwa Lamandau pada tahun 2020.


Tidur di Hutan, Makannya di Kebun, Orangutan Dibius Dievakuasi

30 Mei 2020

Orangutan saat menyantap buah-buahan usai dilepasliarkan oleh Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) di desa Sei Gohong di Palangka Raya, provinsi Kalimantan Tengah, 3 Oktober 2019. REUTERS/Willy Kurniawan
Tidur di Hutan, Makannya di Kebun, Orangutan Dibius Dievakuasi

Orangutan itu diadukan setelah memanfaatkan kebun sebagai lokasi mencari sumber makanan sehari-hari.


Anies Ajak Warga Wisata Virtual Bersama Orangutan di IG Ragunan

30 Mei 2020

Anies Baswedan mengajak warga menyaksikan orangutan Sumatera dalam wisata virtual Taman Margasatwa Ragunan. Instagram/@aniesbaswedan
Anies Ajak Warga Wisata Virtual Bersama Orangutan di IG Ragunan

Anies Baswedan mengajak warga tonton orangutan secara live di Instagram Ragunan


COVID-19, Orangutan Harus Social Distancing dari Manusia

11 April 2020

Orangutan Sumatra (Pongo abelii) menggenggam tangan petugas, sebelum ditranslokasi, di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Senin, 16 Desember 2019. Foto: Johannes P. Christo
COVID-19, Orangutan Harus Social Distancing dari Manusia

Darurat kesehatan global COVID-19 juga mengancam kehidupan kerabat terdekat manusia yaitu kera besar.


Antisipasi Corona, Pusat Rehabilitasi Orangutan BOSF Ditutup

17 Maret 2020

Seekor orangutan saat berada di sebuah pulau sebelum pelepasliaran orangutan oleh Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) di desa Sei Gohong di Palangka Raya, provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia, 3 Oktober 2019. REUTERS/Willy Kurniawan
Antisipasi Corona, Pusat Rehabilitasi Orangutan BOSF Ditutup

Hingga saat ini belum ada kasus penularan virus corona COVID-19 dari manusia ke kera.


Ulang Tahun Hope, Bayi Orang Utan di Kebun Binatang Gembira Loka

13 Maret 2020

Bayi orang utan Hope berada dalam gendongan induknya saat ulang tahun pertama di Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta, Rabu 11 Maret 2020. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Ulang Tahun Hope, Bayi Orang Utan di Kebun Binatang Gembira Loka

Bayi orang utan Hope berulang tahun di Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta pada Rabu, 11 Maret 2020.