TEMPO.CO , Port Moresby: Bekas Perdana Menteri Papua Nugini Michael Somare akan menggunakan jalur hukum menggugat keabsahan kursi Perdana Menteri Peter O'Neill. Kini kubu Somare sedang menunggu putusan di Mahkamah Agung untuk mengembalikan kursi perdana menteri yang direbut O'Neill melalui parlemen. "Kami sekarang akan berjuang melalui jalur hukum," kata Fred Yakasa, komisaris polisi yang diangkat oleh Somare.
Kamis lalu Kolonel Yaura Sasa memimpin percobaan kudeta dengan 30 pengikutnya menyerbu barak terdekat Murray dan mengklaim menguasai kekuatan pertahanan. Mereka hendak menggulingkan Menteri Pertahanan Francis Agwi. Somare ingin mengganti Menteri Pertahanan dan mengangkat Sasa pada kursi menteri itu. Somare sempat menyatakan dia kembali pada kursi perdana menteri.
Kurang dari sehari, Wakil Perdana Menteri Papua Nugini Belden Namah mengatakan telah berhasil menangkap 15 serdadu pengikut Sasa. Kondisi telah dikendalikan oleh militer pemerintah. Juru bicara polisi, Dominic Kakas, menyatakan Kolonel Sasa telah meminta pengampunan.
Hingga saat ini Somare belum memberikan pernyataan kepada publik tentang kisruh politik yang terjadi di Papua Nugini. "Kami sedang bekerja pada penyelesaian beberapa masalah dan akan membuat beberapa pengumuman sebelum hari Senin," kata Somare melalui pesan tertulisnya.
Soal kondisi di Papua Nugini, tidak ada perubahan yang signifikan. Di jalan-jalan Ibu Kota orang masih melakukan kegiatan bisnis sehari-hari. Hanya, ada peningkatan keamanan, dengan sejumlah tentara di sejumlah titik vital.
Baca Juga:
SYDNEY MORNING HERALD| WASHINGTON POST | EKO ARI