TEMPO.CO, Jakarta - Sosok Miranda Swaray Goeltom memang dikenal berkepribadian kuat. Dalam kesehariannya, baik sebagai pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia maupun saat menjadi petinggi bank sentral, ia dikenal perfeksionis. Juga di hadapan anak dan keluarganya, mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia itu tak pernah menunjukkan ekspresi sebagai orang yang lemah.
Bahkan ketika ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus suap cek pelawat, Kamis pekan lalu, ibu dua anak itu tetap tegar. Kamis pekan lalu Ketua KPK Abraham Samad menyatakan Miranda diduga kuat berperan menyuap politikus Senayan periode 2004-2009. Penahanan terhadapnya akan segera dilakukan setelah proses penyidikan rampung.
Tak ada sedu-sedan. Tak ada tangis ataupun raut sedih. "Saya yakin dia pasti terkejut, tapi Ibu cukup tenang," kata putri pertama Miranda, Winda Malika Siregar, 32 tahun, kepada Tempo. Winda menuturkan, selama hidupnya, hanya empat kali pernah melihat sang ibu menangis. "Waktu nenek meninggal dunia, ayah saya meninggal dunia, dan kakak-adiknya meninggal dunia. Itu saja dia menangis," kata Winda.
Apa rahasia Miranda bisa setenang itu menghadapi tekanan hidup? Winda mengatakan, sejak dia masih kecil, sang ibu selalu mengajarkan kepadanya melupakan masalah hari itu saat akan tidur malam. Dia juga mengajarkan untuk tidak membenci orang. “Karena itu, Ibu selalu terlihat tenang," ujar dia.
Winda juga mengaku Miranda tidak pernah secara khusus membicarakan masalah hukum yang menderanya akhir-akhir ini. Menurut dia, sang ibu sengaja membiarkan anak-anaknya mempunyai cara pandang sendiri atas masalah itu.
Kepada Tempo, Miranda mengatakan sempat terkejut saat KPK menetapkannya sebagai tersangka. Tapi, sejurus setelah itu, ia memilih menghadapinya sebagai realitas. “Well, status tersangka itu membuat tidak nyaman tentunya, tapi tidak membuat saya panik,” ujarnya.
Ia mengaku menguatkan diri agar anak-anak, suami, dan keluarganya tak ikut bersedih. Sampai sekarang Miranda tetap yakin dirinya tak bersalah dalam kasus suap untuk pemenangan dirinya sebagai Deputi Gubernur Senior BI 2004-2009.
Pemilihan petinggi BI waktu itu, kata Miranda, ibarat dua orang bermain tenis. “Ada orang taruhan di luar, kebetulan yang ditaruhin menang. Apakah salah kalau kamu menang? Begitulah saya memposisikan diri saya,” kata Miranda.
Benarkah seperti itu? KPK punya segepok bukti yang membuktikan sebaliknya.
CORNILA DESYANA | NUR ALFIYAH
Berita Terkait:
Eksklusif Miranda: Tersangka Belum Tentu Bersalah
Anak Miranda Berteman dengan Anak Nunun
Di Balik Gaya Mewah Miranda
Miranda Goeltom Diminta Kembalikan Gaji
Miranda Jadi Tersangka Kasus Suap Cek Pelawat
Jalan Berliku Cek Pelawat Mengarah Miranda
Kejar Penyandang Dana di Belakang Miranda
Siapakah Miranda Goeltom?