TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang pertemuan para pemimpin Uni Eropa, bursa Asia dan bursa Eropa berjatuhan. Setelah pasar finansial global cukup kondusif dalam beberapa pekan terakhir karena banyaknya sentimen positif, para pelaku pasar berbalik ke realita bahwa masalah krisis Eropa belum berakhir.
Pernyataan Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schauble bahwa Uni Uni Eropa tidak dapat memberikan jaminan bahwa Yunani akan mendapat bantuan baru serta kekecewaan investor terhadap kebijakan pelonggaran likuiditas pemerintah Cina membuat bursa Asia berguguran. Imbasnya mata uang regional melemah, termasuk rupiah.
Di pasar uang hari ini, Senin, 30 Januari 2012, rupiah ditransaksikan melemah 30 poin (0,33 persen) ke level 9.013 per dolar Amerika Serikat (AS). Mencuatnya kembali kekhwatiran terhadap kemungkinan gagal bayar membuat para pelaku pasar merasa nyaman memegang dolar.
Pengamat pasar uang Lindawati Susanto menjelaskan, pasar finansial yang tidak kondusif membuat bursa saham dan mata uang regional jatuh. Imbasnya, rupiah juga kembali tertekan di atas 9.000 per dolar AS. Setelah pasar minim sentimen positif, investor kembali berpikir bahwa masalah Eropa belum berakhir.
Krisis utang Eropa yang belum ada penyelesaian sampai sekarang dikhawatirkan akan menghambat laju pertumbuhan ekonomi global. “Para pelaku pasar kembali sadar bahwa krisis utang kawasan Eropa butuh waktu yang lebih lama bila penyelesaian Yunani terus berlarut–larut,” ucapnya.
Mata uang Asia sore ini juga bergerak melemah. Terhadap dolar AS, dolar Singapura terkoreksi 0,63 persen menjadi 1,3199, won Korea Selatan turun 1,14 persen menjadi 1.221,25, ringgit Malaysia terdepresiasi 0,66 persen menjadi 3,238, peso Philipina turun 0,8 persen menjadi 44,42, serta bath Thailand juga terkoreksi 0,42 persen menjadi 31,93 per dolar AS.
Terkoreksinya euro, poundsterling, serta mata uang utama dunia lainnya membuat indeks dolar AS kembali naik 0,349 poin (0,44 persen) menjadi 79,251 pada pukul 17:45 WIB. Mata uang tunggal Uni Eropa, euro sore ini melemah 0,0090 poin (0,68 persen) menjadi US$ 1,3130, poundsterling Inggris terdepresiasi 0,0057 poin (0,36 persen) ke US$ 1,5678, serta franc Swiss juga jatuh 0,0052 poin (0,57 persen) menjadi 0,918 per dolar AS.
VIVA B. KUSNANDAR