TEMPO.CO, Jakarta - Bank sentral tengah berupaya untuk mengurangi kepemilikan asing atas Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia. Tujuannya menjaga stabilitas rupiah jika terjadi penarikan keluar modal asing akibat goncangan di pasar. "Lebih kepada risiko pasar kalau outflow besar," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia, Ardhayadi, saat ditemui sebelum menghadiri rapat dengan Komisi Keuangan DPR di gedung DPR, Senin, 30 Januari 2012.
Porsi kepemilikan asing di SBN tercatat pernah mencapai 30 persen. Porsi tersebut lebih tinggi dibanding kepemilikan asing di SBN negara lain yang berkisar 15-20 persen. Kini Bank Indonesia sedang mengupayakan pengembangan pasar SBN dan peningkatan porsi kepemilikan lokal.
Ardhayadi menjelaskan jika porsi asing terlalu besar, lantas ada penarikan keluar modal asing, permintaan valas bakal membesar dan pada gilirannya akan menekan nilai tukar rupiah. "Yang penting bagaimana me-manage itu," ujar Ardhayadi.
Meski begitu, Ardhayadi tak merinci berapa besaran ideal porsi asing di SBN. "Tergantung keseimbangan pasar," katanya.
Total SBN pada periode Desember hingga Januari tak banyak berubah. Bank Indonesia mencatat total SBN pada akhir Desember 2011 mencapai Rp 222, 86 triliun, sementara pada 13 Januari, jumlahnya naik tipis ke level Rp 222,87.
MARTHA THERTINA