TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Agus Suhartono memastikan akan mengutamakan pemenuhan alat utama sistem senjata (alutsista) dari produksi dalam negeri. "Ada aturannya. Kalau bisa diproduksi dalam negeri, harus di dalam negeri," ujar Agus di gedung MPR/DPR, Senin 30 Januari 2012.
Agus menjelaskan pembelian alutsista dalam negeri diutamakan untuk produk yang sudah bisa diproduksi industri lokal. Apabila alutsista yang dibutuhkan belum bisa diproduksi sendiri akan diupayakan produksi bersama sekaligus alih teknologi dari luar negeri. "Kalau tidak bisa juga, baru beli dari luar negeri," ujar Agus.
Pengutamaan alutsista dalam negeri ini juga berlaku untuk pembelian tank berat yang kini sedang direncanakan TNI. Saat ini pembelian tank berat masih merujuk ekspor karena belum ada industri lokal yang bisa memproduksi tank berat. Sedangkan produsen tank lokal, PT Pindad, baru mulai merancang pembuatan tank menengah. "Bagus sekali kalau bisa (buatan) dalam negeri," tutur Agus.
Sementara itu Komisi I DPR masih meminta penguatan alutsista tetap memprioritaskan produk dalam negeri. Alasannya, belanja alutsista dalam negeri akan meningkatkan perekonomian lokal. "Kalau dari postur anggaran kami ingin pos belanja alutsista ini punya multiplier effect bagi Indonesia," ujar Ketua Komisi Pertahanan, Mahfud Siddiq.
Mengenai rencana pembelian tank berat ini Agus meyakinkan saat ini TNI dan Kementerian Pertahanan belum memutuskan produksi tank yang akan dibeli. Selain tank Leopard buatan Jerman, TNI juga masih mempertimbangkan pembelian tank T-90 buatan Rusia dan Bulat buatan Ukraina. "Kalau mau beli peralatan itu kan ada opsinya, banyak opsi, ada A, B, C. Semuanya digelar lalu mana yang cocok itu baru dibeli," dia menuturkan.
IRA GUSLINA