TEMPO.CO, Malang - Ketua Pengurus Cabang PSSI Kota Malang, Peni Suparto, menganggap pemecatan dirinya oleh Ketua Pengurus Provinsi Jawa Timur non aktif, La Nyalla Mahmud Mattalitti, tidak sah alias ilegal. Peni tak menggubris pemecatan itu.
Karena ilegal, kata Peni, ia tetap berkonsentrasi menjalankan amanat sebagai Pelaksana Tugas Ketua Pengurus Provinsi PSSI Jawa Timur setelah kepengurusan La Nyalla dan kawan-kawan dibekukan PSSI pusat pada 24 Januari lalu.
“Saya bicara dalam koridor PSSI sebagai induk sepak bola yang sah diakui FIFA. Saya resmi diangkat PSSI, sedangkan Pak La Nyalla sudah dibekukan oleh PSSI, tapi kok bisa memecat saya? Itu logikanya gimana," kata Peni sehabis bertemu 24 pengurus cabang dan 20 klub di Jawa Timur di Hotel Regent’s Park, Kota Malang, Selasa, 31 Januari 2012.
"Kalau sudah diberhentikan (oleh PSSI pusat), berarti sudah di luar PSSI, dong,” ujar Peni. Ketua Umum Persema Malang yang juga Wali Kota Malang itu mengaku tak mengerti mekanisme di PSSI pusat saat membekukan kepengurusan La Nyalla. Peni hanya tahu PSSI pusat diakui induk sepak bola dunia, FIFA, dan pembekuan itu pun diyakini sudah berdasarkan statuta PSSI.
Peni lebih memilih fokus untuk menyelenggarakan Musyawarah Daerah Luar Biasa PSSI Jawa Timur sebagaimana diamanatkan PSSI pusat. Meski dipecat, Peni masih menganggap La Nyalla sebagai sohibnya. Bahkan, Peni mengingatkan bahwa dirinya ikut menjadi salah seorang “promotor” utama dengan memilih La Nyalla sebagai ketua PSSI Jawa Timur.
Bahwa kemudian La Nyalla bermasalah dengan PSSI, itu sudah di luar kapasitas pribadi. Peni tak ingin mencampuri konflik PSSI dengan La Nyalla. “Justru saya sampai sekarang saya masih menganggap Pak La Nyalla sebagai sahabat saya. Bahwa dalam perjalanannya kemudian Pak La Nyalla ada masalah dengan PSSI, itu sudah di luar kapasitas pribadi saya. Justru sekarang saya ingin melanjutkan program-program kerja Pak Nyalla yang belum jalan,” kata Peni.
Namun, buru-buru Peni menukas bahwa bukan berarti dirinya berambisi menggantikan La Nyalla. Ketua PDI Perjuangan Kota Malang itu mengaku sudah tua dan terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga diharapkan ada calon pengganti yang lain. Lain ceritanya jika seluruh peserta Musdalub nanti memberi amanat kepada dirinya untuk memimpin PSSI Jawa Timur.
“Saya siap-siap saja, tapi kalau bisa jangan saya. Silakan cari yang lain. Di Jawa Timur banyak tokoh atau figur yang bagus. Saya sudah tua dan terlalu sibuk.” Peni pun membantah dirinya membawa misi politik menuju pemilihan kepala daerah Kota Malang tahun 2013—istri Peni, Heri Puji Utami, kemungkinan besar jadi calon wali kota—serta pemilihan Gubernur Jawa Timur 2014, dan pemilihan umum 2014.
Kesediaan dirinya mengurus PSSI Jawa Timur semata-mata ingin melihat persepakbolaan Jawa Timur makin maju. “Yang ngomong begitu kan orang-orang yang tak suka pada saya. Tapi biar saja. Itu haknya bicara apa saja, yang penting saya jalan terus,” katanya.
ABDI PURMONO