TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krishnamurti membantah penjelasan Badan Pusat Statistik yang mengatakan turunnya nilai ekspor Desember 2011 dibandingkan dengan November 2011 sebesar 0,22 persen adalah karena melemahnya ekonomi global.
“Tidak, bukan seperti itu. Ekspor kita turun lebih bersifat musiman. Selalu polanya begitu, Desember memang selalu turun,” katanya, Rabu, 1 Februari 2012.
Penyebab utama turunnya nilai ekspor adalah kegiatan belanja sudah terjadi di bulan-bulan sebelumnya, seperti November atau bahkan di Oktober. “Itu termasuk waktu puncak transaksi, sekaligus menyimpan stok,” katanya.
Ditambah lagi pada Desember kegiatan belanja terpotong, hanya sampai pertengahan bulan karena libur akhir tahun, natal dan tahun baru. Maka, nilai ekspor pada Desember mengalami penurunan adalah suatu hal yang normal.
Sebelumnya, penurunan nilai ekspor ini dinilai berlawanan dengan tren yang sebelumnya terjadi. "Karena semestinya nilai ekspor selalu naik di bulan Desember,” ujar Deputi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik, Satwiko Darmesto.
Tak lazimnya penurunan nilai ekspor di akhir tahun ini, menurut Satwiko, juga pernah terjadi ketika krisis sub prime mortgage melanda Amerika Serikat tahun 2008. Kali ini pelambatan ekspor dikarenakan penurunan permintaan dari negara-negara yang terpengaruh krisis Eropa seperti Cina dan India.
Lebih jauh, Bayu mengatakan akan menggenjot ekspor semua sektor perekonomian untuk tahun ini . “Kami betul-betul mencermati ekspor. Beberapa komoditi sudah menunjukkan pertumbuhan ekspor, meskipun sangat lemah,” katanya.
Ia juga menambahkan, tujuan ekspor tidak hanya Eropa apalagi melihat jaringan internasional yang dimiliki Indonesia sangat kuat. Upaya yang dapat dilakukan adalah diversifikasi ekspor baik produk maupun negara yang harus digalakkan, serta harus memperkuat pasar domestik. “Pasar domestik adalah pasar pertama kita, kita harus betul-betul memenangkan persaingan di dalam negeri.”
MUHAMAD RIZKI