Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penembak Ojek di Puncak Jaya Diduga Kelompok Lama  

image-gnews
Pasukan Marinir Angkatan Laut berjaga ketika melakukan Bantuan Tembakan Artileri dengan Meriam Howitzer dalam Latihan Puncak Armada Jaya di Pantai Sekerat, Sangatta, Kalimantan Timur, Kamis (10/11). Latihan Armada Jaya yang akan berakhir pada tangal 16 November 2011 bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya konflik di daerah Alur Laut Kepulauan Indonesia yang merupakan perbatasan dengan negara tentangga dengan melibatkan 4000 ribu personil AL, 23 kapal Perang, 3 pesawat cassa, 3 Helikopter, 1600 pasukan Pendarat Marinir, dan 93 kendaraan Tempur. TEMPO/Seto Wardhana
Pasukan Marinir Angkatan Laut berjaga ketika melakukan Bantuan Tembakan Artileri dengan Meriam Howitzer dalam Latihan Puncak Armada Jaya di Pantai Sekerat, Sangatta, Kalimantan Timur, Kamis (10/11). Latihan Armada Jaya yang akan berakhir pada tangal 16 November 2011 bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya konflik di daerah Alur Laut Kepulauan Indonesia yang merupakan perbatasan dengan negara tentangga dengan melibatkan 4000 ribu personil AL, 23 kapal Perang, 3 pesawat cassa, 3 Helikopter, 1600 pasukan Pendarat Marinir, dan 93 kendaraan Tempur. TEMPO/Seto Wardhana
Iklan

TEMPO.CO, Jayapura - Kepolisian Daerah Papua menyatakan kelompok bersenjata yang menembak seorang tukang ojek di Kampung Kurilik, Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Kamis, 2 Februari 2012, diduga dari kelompok Yambi.

Kelompok ini merupakan gerakan lama yang sering berbuat ulah di daerah pegunungan tersebut. “Mereka bukan dari kelompok pimpinan Goliat Tabuni, kayaknya lain,” kata Kepala Bidang Humas Polda Papua, Komisaris Besar Wachyono, Jumat, 3 Februari 2012.

Ia mengatakan jumlah anggota serta persenjataan mereka belum bisa dipastikan. “Tapi pengejaran terus dilakukan, hanya saja kita terbentur medan yang sulit,” ujarnya.

Kepala Kepolisian Resor Puncak Jaya, Ajun Komisaris Besar Alex Korwa, mengatakan pelaku penembakan dan pembacokan Kamis pagi itu diperkirakan sepuluh orang. “Diduga ada sepuluh, mereka membawa senjata dan juga alat tajam,” katanya.

Penembakan berawal ketika empat tukang ojek mengantar penumpang ke Kampung Kurilik. Sekembalinya melewati jalan yang sama, sekitar pukul 09.30 WIT, tepat di jembatan ujung kampung, tiba-tiba muncul kelompok tak dikenal yang langsung memberondong tembakan dan membacok seorang di antaranya bernama Daeng Yonri. Korban jatuh terkapar, sementara tiga rekannya melarikan diri.

“Saya sendiri yang menjemput para korban itu. Satu yang terluka dievakuasi ke Jayapura,” kata Alex.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yonri terkena dua kali tembakan di bagian pundak kanan. Ia juga mendapat luka bacok di bagian pipi. Sedangkan tiga korban lainnya, Ropu, 38 tahun, Budi Utomo Palalu (28), dan Dipten Tabuni (20), dinyatakan selamat. “Awalnya satu orang hilang, tapi kemudian berhasil kita temukan,” ucapnya.

Terkait jenis dan banyaknya senjata yang dibawa pelaku, Alex tak mengetahuinya. “Mereka biasa pakai senjata hasil rampasan. Itu mungkin yang digunakan untuk menembak,” ujarnya. “Dari kelompok mana, itu saya tidak tahu. Di sini ada beberapa kelompok yang biasa mengacau. Ada dari anak buahnya Goliat Tabuni, tapi ada juga kelompok baru dari Okinak Wonda,” katanya lagi.

Sebelumnya, seorang tukang ojek asal Probolinggo, Jawa Timur, Abdul Kholik, 40 tahun, juga tewas ditembak kelompok bersenjata di Puncak Jaya, Ahad, 18 Desember 2011 lalu. Korban tewas dengan enam luka tembak di punggung dan kepala. Lokasi penembakan tepat di belakang Rumah Sakit Mulia, sekitar 100 meter dari Kampung Usir Distrik Mulia.

JERRY OMONA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

25 April 2016

Polisi menurunkan pasukannya untuk mengamankan kerusuhan di Tolikara, Papua, Minggu, 24 April 2016 (Reuters)
Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.


Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

25 April 2016

Bupati Tolikara, Usman G. Wanimbo,SE,M.Si, memberikan bantuan modal usaha Rp. 30 juta kepada para pendagang korban peristiwa kebakaran 17 Juli 2015 di Karubaga, Papua. ISTIMEWA
Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.


Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

24 April 2016

Polisi menurunkan pasukannya untuk mengamankan kerusuhan di Tolikara, Papua, Minggu, 24 April 2016 (Reuters)
Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.


Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

8 September 2015

Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo bersama Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen Sihaan serta muspida Provinsi Papua menjenguk Galibuli Jikwa (50 tahun), korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu di rumah sakit, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.


Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

11 Agustus 2015

Pekerja menyelesaikan pembangunan musala pasca amuk massa di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, 10 Agustus 2015. Lokasi musala itu berada di kompleks Koramil Karubaga. Musala tersebut berukuran 12 x 7 meter persegi. Derwes Jigwa
Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.


Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

11 Agustus 2015

Pekerja menyelesaikan pembangunan rumah kios (ruki) pasca amuk massa di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, 10 Agustus 2015. Ada 85 ruki yang dibangun. Rinciannya, 65 ruki untuk pedagang korban pembakaran, 12 ruki untuk korban penembakan, dan 8 ruki untuk pemilik lahan tempat berdirinya kompleks ruki (status lahan itu adalah lahan ulayat). Derwes Jigwa
Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.


Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

10 Agustus 2015

Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo bersama Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen Sihaan serta muspida Provinsi Papua menjenguk Galibuli Jikwa (50 tahun), korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu di rumah sakit, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.


Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

10 Agustus 2015

Para korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu. Mereka rata-rata menderita luka tembak di bagian kaki dan tangan terkena serphan peluru. Dari 11 orang yang jadi korban tertembak, ada enam yang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dok 2 Kota Jayapura, Papua, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.


Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

10 Agustus 2015

Suasana kawasan pertokoan yang kembali dibuka di kota Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, beberapa hari pasca kerusuhan Lebaran, 23 Juli 2015. TEMPO/Maria Hasugian
Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).


Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

10 Agustus 2015

Warga Papua menjual koran sambil membaca berita tentang situasi di Tolikara. Mereka menjajakan koran di Terminal Kedatangan, Bandara Sentani, Jayapura, 20 Juli 2015. TEMPO/Maria Hasugian
Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.