TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam mengaku pernah mendapat duit sebesar Rp 10 miliar dari Direktur Marketing PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang. Namun Wafid mengklaim duit itu sudah dia kembalikan ke anak buah Muhammad Nazaruddin di Grup Permai itu.
“Pernah (ada pengembalian uang Rp 10 miliar)," kata Wafid saat bersaksi untuk Nazar dalam kasus suap Wisma Atlet Jakabaring di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi DKI, Jumat, 3 Februari 2012.
Menurut Wafid, ia menerima uang itu dari pengusaha yang dekat dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga bernama Paul Nelwan. Tapi, karena ia tak paham maksud pemberian duit itu, ia akhirnya memerintahkan stafnya yang bernama Lisa untuk mengembalikan duit ke Rosa. “Saya bilang (ke Nelwan) tidak jelas itu uang apa. Jadi dikembalikan saja,” ujarnya.
Aliran duit sebesar Rp 10 miliar terungkap dalam pemeriksaan Rosa sebagai saksi untuk Nazar di Pengadilan Tipikor DKI, 16 Januari lalu. Rosa, dalam sidang, menerangkan Grup Permai pernah mengeluarkan dana sebesar Rp 20 miliar sebagai pelicin agar perusahaannya bisa mendapatkan proyek pembangunan kompleks Stadion Hambalang, Sentul, dan Wisma Atlet Jakabaring.
Menurut Rosa, duit Rp 20 miliar dikucurkan Grup Permai untuk mempermulus pengurusan sengketa tanah Hambalang di Badan Pertanahan Nasional ke Wafid Muharam; ke adik Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, Choel Mallarangeng; dan sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
Tapi, karena proyek Hambalang batal gol, Nazar akhirnya meminta Rosa untuk menarik lagi duit yang telanjur turun. “Pak Nazar bilang, 'Kita sudah keluar Rp 20 miliar, kok, bisa begitu? Tanyakan ke Wafid, kenapa?'” kata Rosa. Setelah itu, ia pun menagih duit Rp 10 miliar ke Wafid.
Sedangkan duit pelicin yang dijatah untuk Senayan diberikan Rosa melalui anggota Komisi X yang juga anggota Badan Anggaran, Angelina Sondakh. Menurut Rosa, sebelumnya Angie sudah pernah mengatakan kepadanya bahwa anggaran untuk proyek yang diminta tak bisa turun kalau tidak ada uang pelicin.
Permintaan diajukan bekas Puteri Indonesia itu lewat layanan BlackBerry Messenger. Dalam percakapan, keduanya menggunakan sandi “apel Malang” yang berarti rupiah dan “apel Washington” yang maknanya dolar Amerika Serikat. Angie lewat BBM mengatakan “Ketua Besar” sudah tak sabar ingin makan apel Malang.
Menurut Nazar beberapa waktu lalu, yang disebut Ketua Besar adalah Ketua Banggar yang berasal dari Fraksi Demokrat, Mirwan Amir. Sedangkan yang dimaksud “Bos Besar” dalam percakapan yang sama adalah Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
ISMA SAVITRI
Berita Terkait
Marzuki Minta Dewan Pembina Demokrat 'Tutup Mulut'
Nazar: Anas Jatuh, Demokrat Tak Akan Kiamat
Pengacara Nazar Akui Aliran Duit ke Angie
Saksi Kunci Akan Bersaksi pada Sidang Nazaruddin
Anas Lebih Ksatria Mundur Ketimbang Dicopot