TEMPO.CO, Yogyakarta - PT Jamsostek (Persero) menargetkan investasi tahun ini sebesar Rp 125,70 triliun, meningkat dari Rp 111,82 triliun tahun lalu. Portofolio terbesar masih akan di obligasi (42,5 persen), kemudian deposito (29,1 persen), saham (18,9 persen), reksadana (7,6 persen), penyertaan (1,2 persen) dan properti 1 persen.
Masa transisi pilihan strategi investasi dan kondisi makro Indonesia mempengaruhi pilihan strategi investasi. "Cenderung konservatif dan moderat, meski tetap target pertumbuhan," kata Direktur Keuangan Jamsostek Elvin Masassya, dalam paparan kinerja di Yogyakarta, Jumat (3/2).
Pada investasi di obligasi, dia mencontohkan, pihaknya tidak mengandalkan semata-mata dari tingkat suku bunga, tapi juga keuntungan dari transaksi. "Kami akan tingkatkan trading obligasi," katanya. Pada investasi lain, portolio penyertaan modal pun ditingkatkan.
Tahun ini Jamsostek menargetkan aset Rp 129,755 triliun, meningkat dari Rp 116,49 Triliun tahun lalu. Ekuitas Rp 5,8 triliun dari Rp 4,6 triliun. Laba pun akan digenjot jadi Rp 1,98 triliun dari Rp 1,74 triliun.
Per 2011, peserta Jamsostek terdiri dari 153,938 perusahaan aktif, 100,140 non aktif, dan tenaga kerja aktif 10,25 juta dan non aktif 24,03 juta.
Direktur Utama Jamsostek Hotbonar Sinaga mengemukakan, masalah-masalah klise masih dijumpai semisal masih adanya pendaftaran sebagian. "Tidak semua pekerja didaftarkan," katanya.
HARUN MAHBUB