TEMPO.CO, Bandung - Laga lanjutan Divisi Utama PSSI antara Persikab Bandung melawan tamunya Persik Kediri di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jumat, 3 Februari 2012, berakhir ricuh. Pemain dan pendukung tuan rumah yang keberatan atas proses terjadinya gol tunggal kemenangan Persik langsung memprotes keras hakim garis hingga pertandingan sempat dihentikan sementara di penghujung babak kedua.
Kericuhan terjadi menyusul gol tembakan gelandang Persik Oliver Makor pada menit ke-88 setelah mendapat umpan jauh dari belakang dan menggiring bola sendirian tanpa kawalan satupun pemain belakang Persikab hingga menaklukkan kiper tuan rumah.
Menilai Oliver lebih dulu offside, sejumlah pemain Persikab langsung memburu asisten wasit I Chusnul Arifin yang dianggap alpa mengangkat bendera tanda offside. Mereka lalu merubung Chusnul dan mendesaknya hingga keluar lapangan. Tak mau ketinggalan, para pendukung tuan rumah di tribun barat dan VIP menimpali dengan lemparan sampah ke arah Chusnul.
Melihat gelagat cekcok akan berbuntut panjang, sejumlah polisi langsung mengamankan Chusnul yang tampak berlari menghindari amarah anak-anak Bandung di bawah hujan sampah dan serapah dari arah tribun penonton. Pertandingan lalu dihentikan sementara. Dan sekitar 15 menit kemudian, setelah tercapai kesepakatan, pertandingan kembali dilanjutkan.
Kericuhan nyaris terulang, ketika beberapa pemain Persikab berang melihat ulah Oliver Makor yang mereka nilai sengaja berjalan lambat untuk membuang waktu ketika digantikan pemain belakang Persik Widhi. Dua pemain tuan rumah tampak sempat mendorong dan menyeret Oliver lalu pemain Persik bernomor 31 ini sempat berbalik dan memprotes.
Untunglah, insiden itu tak berkepanjangan. Hingga menit ke-90, anak-anak Bandung masih tertinggal skor. Pertandingan lalu diperpanjang tiga menit, namun hingga laga usai tuan rumah gagal menyamakan kedudukan. Persik Kediri tetap unggul 1-0.
Pelatih Persikab Encang Ibrahim mengaku kecewa atas keputusan wasit. "Keputusan wasit banyak yang mengecewakan sepanjang pertandingan dan anak-anak (Persikab) yang masih berusia muda akhirnya benar-benar terpancing emosi," kata Encang seusai pertandingan. "Itu (sebelum membuat gol, Oliver Makor) offside dulu, tapi hakim garis ini kok nggak melihat," kata Encang.
Namun meski kecewa, Encang menyatakan menerima anak-anak asuhannya dipecundangi Persik 0-1. "Ya mau bagaimana lagi skor akhir sudah nggak bisa diubah. Tapi kami tetap akan protes kepada pengelola kompetisi supaya mempertimbangkan kembali wasit-wasit yang tidak berkualitas," ucapnya.
Pelatih Persik Joko Malis mengaku tak mengawasi proses terjadinya gol yang dibuat anak asuhannya. "Saya nggak tahu, kejadiannya begitu cepat. Tapi yang pasti Persikab memang main lebih bagus dan punya lebih banyak peluang gol,"katanya. "Soal ricuh dengan wasit saya juga nggak tahulah, saya no comment saja."
Erick P. Hardi