TEMPO.CO, Louisville - Indonesia memiliki tempat tersendiri di benak Muhammad Ali. "Meski hampir 40 tahun berselang sejak saya dan Rudi Lubbers bertarung di Jakarta, saya sering memikirkan dan mendoakan semua saudaraku di Indonesia," ujarnya lewat surat elektronik kepada Tempo pekan lalu.
Ali pertama kali menjejakkan kaki di Indonesia pada Oktober 1973 untuk menghadapi petinju Belanda, Lubbers. Waktu itu, lapangan bola dan jalur lari Stadion Utama Senayan disulap jadi ring dan area pinggir ring dengan kapasitas 19 ribu penonton. Karcis mulai Rp 6000 sampai Rp 27 ribu ludes. Ali menang angka di pertarungan 12 ronde tersebut.
Setelah pensiun, dia beberapa kali ke Indonesia. Terakhir pada 1996 dan bertemu para tokoh agama serta Menteri Penerangan Harmoko.
Parkinson, penyakit yang menyerang sistem saraf sentral, tidak menghalangi minatnya untuk mengikuti perkembangan di Indonesia. "Beberapa tahun ini, Anda semua menderita akibat bencana alam yang sedemikian kuatnya sehingga perhatian dunia terfokus ke negeri yang indah itu," ujarnya.
"Namun Anda semua menunjukkan semangat dan cinta yang lebih besar dari bencana itu," kata Ali. "Hal itu membuat saya tenang, sembari terus mendoakan keselamatan Anda semua."
"As-Salamu 'Alaykum"
REZA MAULANA, VICTORIA SIDJABAT (LOUISVILLE)
Berita lain:
Ali dan Islam
Pelatih Muhammad Ali Meninggal Dunia
Wawancara Terakhir Pelatih Ali dengan Tempo
Perjuangan Muhammad Ali Nikmati Ultah ke-70
Muhammad Ali: Dunia Kehilangan Joe Frazier
Muhammad Ali Pulang Kampung Rayakan HUT ke-70
Ali: Tujuh Hari untuk Juara Tujuh Dekade