TEMPO.CO, Jakarta - Kepiawaian Haji Incik Muhammad Damsyik atau lebih dikenal HIM Damsyik ketika menari melekat kuat dalam ingatan Venna Melinda. Politikus Partai Demokrat yang juga penari salsa ini menilai aktor kawakan itu sangat berdedikasi dalam dunia tari. "Dia adalah legenda, baik sebagai penari maupun aktor," ujar Venna ketika dihubungi Jumat, 3 Desember 2012.
Legenda tersebut kini telah tiada. Almarhum mengembuskan napas terakhirnya pada usia 82 tahun di Rumah Sakit Puri Cinere, Depok. Damsyik diketahui sempat menderita kelainan darah.
Menurut Venna, Damsyik adalah pria yang sukses menggabungkan tari dan akting. "Sekarang kalau sebut ballroom dance di Indonesia, semua akan mengenang beliau," ujar bekas Puteri Indonesia itu.
Membuat imej sebagai Datuk Dansa tidak mudah. "Itu perlu tahunan agar orang disebut identik dengan sesuatu," ujar Venna. Begitu pula yang dijalani Damsyik terhadap tarian ballroom, kata Venna, yaitu penuh dedikasi, profesional, dan konsisten.
Damsyik sempat bergabung dengan studio tari milik Venna dari 1998-2006. Selama menjadi pengajar ballroom, menurut Venna, pria kelahiran Lampung tersebut selalu terlihat prima. "Meski sudah umur 70-an waktu itu, dia selalu nyetir sendiri ke studio saya di Bintaro." Padahal, rumah Damsyik di Depok
Om Damsyik, dalam pandangan Venna, adalah seseorang yang tidak merasa senior meski sudah berpengalaman, "Beda lah sama penari senior yang lain." Ia pun tidak mempersulit birokrasi dalam soal menari. Sehingga jika mendapatkan undangan menari, istrinya yang mengatur jadwal selalu mendukung. "Dia juga tak itung-itungan waktu soal menari, benar-benar cinta ballroom dance."
DIANING SARI