TEMPO.CO, Yogyakarta- Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menilai budaya mengapresiasi diIndonesiabelum tumbuh dengan baik. “Kalau ada orang berprestasi, apresiasinya masih sangat kurang. Tapi yang ditonjol-tonjolkan justru kelemahannya,” kata Anas saat jadi pembicara sarasehan “Merawat NKRI’ yang digelar Pelajar Islam Indonesia di Yogyakarta, Minggu 5 Februari 2012.
Anas yang sedang disorot atas dugaan terlibat korupsi wisma atlet ini menilai budaya apresiasi yang tidak berkembang baik akan mengakibatkanIndonesiajatuh dalam jurang pesimisme terus menerus. “Apresiasi itu turbin penggerak optimisme bangsa dalam membangun. Kalau kelemahannya terus yang disoroti maka akan jadi pukulan pada konstruksi mental bangsa,” kata dia.
Anas hadir sebagai pembicara saat Ketua Dewan Partai Pembina Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sedang menggelar pertemuan dengan pendiri dan deklarator Partai Demokrat di Cikeas untuk membahas nasib partai.
Anas juga mengungkapkan demokrasi diIndonesiaperlu diarahkan dalam konteks demokrasi produktif. Maksud dia, demokrasi yang tidak hanya ditandai prinsip kebebasan, egalitarian, dan kedaulatan rakyat saja. Tetapi juga tapi stabilitas politik.
“Demokrasi yang menghasilkan faedah dan manfaat nyata bagi sebanyak mungkin rakyat. Demokrasi yang hadir ke bawah, bukan hadir hanya di kalangan tertentu elite pelaku politik,” kata Anas.
PRIBADI WICAKSONO
Berita Terkait
Gara-gara Badai Demokrat, SBY Kebanjiran SMS
SBY: Ketua Umum Demokrat Jangan Tiarap
Walau Enggan, SBY Akui Popularitas Demokrat Turun
Tunggu Hasil KPK, SBY Tak Copot Anas
SBY Konferensi Pers, Anas 'Nyanyi' Lagu 'Yogyakarta'
9 Deklarator dan Pendiri Demokrat Temui SBY