TEMPO.CO, Probolinggo - Jalur pendakian ke Gunung Argopuro, Pegunungan Hyang, masih ditutup menyusul cuaca ekstrem yang kerap terjadi di areal pegunungan yang berada di wilayah empat kabupaten ini, yakni Situbondo, Probolinggo, Jember, dan Bondowoso. Balai Besar KSDA Jawa Timur belum bisa memastikan sampai kapan penutupan jalur pendakian ke Gunung Argopuro yang sudah terjadi dalam sepekan ini.
“Cuaca ekstrem di pegunungan Argopuro ini biasanya berupa hujan deras disertai angin kencang serta hawa dingin yang menusuk,” kata Pudjiadi, Kepala Seksi Konservasi Wilayah VI Probolinggo, Bidang Konservasi Wilayah III Jember, Balai Besar KSDA Jawa Timur, kepada Tempo, Senin, 6 Februari 2012.
Selain ancaman hawa dingin, pohon roboh yang bisa menimpa pendaki juga menjadi salah satu risiko bagi pendakian. Hawa dingin Argopuro telah merenggut nyawa seorang pendaki. Zainul Arifin, mahasiswa Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Nurul Jadid (IAINJ) Paiton, Kabupaten Probolinggo, meninggal dunia saat melakukan pendakian ke pegunungan Argopuro.
Korban bersama rombongannya memulai pendakian dari Desa Bremi, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo, pada Rabu, 1 Februari 2012. Sayangnya, di tengah perjalanan, korban mengalami sesak napas ketika hawa dingin terjadi. Korban, yang tidak kuat menahan hawa dingin pegunungan Argopuro, mengalami sesak napas dan akhirnya meninggal dunia.
Pudjiadi mengatakan pihaknya sebenarnya telah mensosialisasikan larangan pendakian ini kepada organisasi pencinta alam. "Setiap larangan pendakian selalu disosialisasikan," katanya.
Pudjiadi tidak bisa memastikan apakah kelompok pencinta alam dari IAINJ ini tahu atau tidak dengan larangan pendakian ke Argopuro tersebut. Setiap ada kelompok pencinta alam yang hendak melakukan pendakian, pihak BKSDA akan menerima laporan. "Namun, lantaran jalur pendakian ditutup, BKSDA tidak mendapatkan laporan," kata Pudjiadi.
Gunung Argopuro adalah salah satu gunung dari kompleks Pegunungan Hyang.
DAVID PRIYASIDHARTA