TEMPO.CO, Bandung - Sungai Cikandang, Garut, yang menjadi lokasi hilangnya seorang mahasiswi ITB sejak Ahad kemarin tergolong sungai ekstrim untuk olahraga arung jeram. “Cikandang bukan untuk kelas pemula, tapi profesional,” kata Ketua Wanadri, Ardiles Leonardo Simangunsong, Senin 6 Februari 2012.
Menurut Ardiles, sungai berarus deras itu menjadi salah satu tempat latihan tetap Wanadri selain di Sungai Citarum. Kondisi sungai itu tak bisa dibilang normal. Arusnya makin deras tiap kali turun hujan. “Resiko arung jeramnya tinggi. Kami selalu berhati-hati karena di sana banyak tingkat bahayanya,” ujarnya.
Seorang mahasiswi jurusan Teknik Kelautan Institut Teknologi Bandung 2009, Angelina Yofanka, hilang di Sungai Cikandang, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Ahad, 5 Februari 2012, sekitar pukul 12.30 WIB. Upaya pencarian setelah kejadian hingga hari ini belum membuahkan hasil.
Menurut Ketua Lembaga Kemahasiswaan ITB Brian Yuliarto, Angelina hilang ketika berlatih arung jeram. Tiga rekan seperahunya selamat. “Mereka sengaja melompat ke sungai untuk menstabilkan perahu,” kata Brian di lokasi saat dihubungi Tempo, Senin, 6 Februari 2012.
Latihan itu melibatkan 56 mahasiswa pecinta alam dari berbagai kampus. Sebanyak 30 orang diantaranya anggota Kelompok Mahasiswa Pecinta Alam Ganesha ITB berasal dari ITB. Brian mengatakan, tim pencari yang berasal dari mahasiswa, kepolisian, Koramil, Basarnas, Wanadri, sudah menyusuri sungai hingga ke muara sebanyak 4 kali.
Wanadri, kata Ardiles, hari ini menurunkan 9 anggota yang terbagi dalam tim jalur air dan darat serta komunikasi. Penyusuran dilakukan mulai pukul 13.00 WIB dari titik hilang korban hingga 10 kilometer ke muara di laut. Pada kasus korban hilang di sungai, ujar dia, biasanya ada dua kemungkinan. “Korban tenggelam atau terjepit di jalur batu,” katanya.
ANWAR SISWADI