TEMPO.CO , Tel Aviv - Pejabat pertahanan Israel mengkhawatirkan teroris mendapatkan senjata dalam konflik ancaman rezim Presiden Bashar Al Assadd di Suriah. Sekutu Suriah, seperti Hizbullah di Libanon, akan mendapatkan senjata-senjata milik Suriah. Senjata-senjata itu adalah rudal canggih, roket jarak jauh, dan senjata biologi ataupun kimia. "Sulit memprediksi apa yang akan terjadi di Suriah. Kami mengawasi upaya pengiriman senjata di Libanon," kata Menteri Pertahanan Ehud Barak.
Suriah merupakan sekutu Rusia dan Iran. Pasokan senjata dari kedua negara ini menjadi tumpuan Suriah dalam menghadapi para demonstran. Hingga saat ini PBB belum mengeluarkan embargo senjata kepada Suriah. Senin lalu bentrokan di Horm setelah dikeluarkannya veto Rusia dan Cina atas resolusi PBB menelan korban. Sejumlah 100 orang dikabarkan tewas.
Kepala Angkatan Udara Israel Mayor Jenderal Amir Eshel mengatakan Israel akan terus memantau perkambangan Suriah. Persenjataan yang berbahaya seperti senjata biologi dan kimia ini nantinya akan jatuh ke tangan kelompok radikal. Ia menduga asal senjata ini dari negara Eropa Timur telah dipindahkan ke kamp Hizbullah. "Apa yang telah diberikan kepada Hizbullah sejauh ini? Apa yang akan dialirkan di masa depan? Apakah akan dibagi antara dua faksi di Suriah?" ujarnya.
Israel telah memperingatkan bahwa Hizbullah telah mempertahankan basis pelatihan dan gudang senjata di Suriah, dekat perbatasan Libanon, sejak 2008. Media Arab melaporkan Suriah telah memindahkan rudal Scud ke kamp Hizbullah di Libanon dan rudal canggih SA di pegunungan Libanon. Hizbullah pun dianggap ikut membantu pasukan militer Suriah.
Sejumlah laporan menyebutkan Israel menyerang konvoi yang membawa senjata dari Suriah ke Libanon beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir. Namun laporan ini belum dikonfirmasi ke pejabat Israel.
Baru-baru ini pasukan Assad tampaknya kehilangan pegangan mereka pada negara. "Ini mengakibatkan Hizbullah, atau dalam faksi Sunni radikal, memanfaatkan kesempatan ini untuk mengambil alih gudang senjata," kata pejabat itu.
Setelah rezim Muammar Gadhafi runtuh di Libya tahun lalu, sisa senjata, rudal SA dan roket, mengalir ke organisasi-organisasi teror dan milisi di Afrika timur, Hamas, dan kelompok Jihad Islam di Jalur Gaza.
HAARETZ, REUTERS, EKO ARI