TEMPO.CO, Jakarta - Setelah mengetahui vonis sisa umur dua tahun buat kakaknya, Suwarni, Warsito bekerja keras untuk menciptakan kutang pembunuh kanker. Beginilah cara dia bekerja.
Pengetahuan atau keahliannya di bidang tomografi medan listrik (electrical capacitance volume tomography, ECVT) dipakainya sebagai dasar. Berikutnya ia membuat pemindai yang bisa memetakan letak tumor atau kanker di dalam tubuh manusia. “Semuanya bisa dilihat dan dipetakan dengan jelas,” kata Warsito.
Selanjutnya, dengan dibantu 20 orang staf ia mulai mencoba membuat alat pembunuh kanker itu. Basisnya tetap: medan listrik. Sebagai ahli terbaik dalam bidang tomografi medan listrik, tak sulit bagi Wasito membuatnya.
Utak-atik sebentar, ia sudah punya alat yang mengadopsi prinsip dasar EVCT untuk membangkitkan medan listrik. Versi ringkasnya, ia menggunakan dua lempeng logam untuk difungsikan sebagai katoda dan anoda yang dialiri listrik dari baterai 9 volt.
Dibantu ahli kanker dari Dharmais dan UGM, generator itu dijajal pada kultur jaringan sel kanker. Hasilnya, sepertiga jaringan kanker mati dalam tiga hari. Posisi yang akurat terhadap posisi tumor penting agar medan listrik melintas tepat di jaringan tumor.
Proses menciptanya penciptaannya sejak Februari 2010 hingga Juni 2010. Setelah melalui tahapan penyempurnaan, termasuk memasangnya pada kutang, baru Warsito mencobakan pada kakaknya, Suwarni. “Hasilnya, kanker payudaranya hilang,” kata Warsito.
TITO SIANIPAR