TEMPO.CO, Jakarta - Yulianus Rettoblaut bukanlah pria sembarangan. Lelaki 50 tahun ini adalah Ketua Waria Indonesia. Dia memperkenalkan diri sebagai "Mami Yuli". Lima tahun lalu, dia mencalonkan diri menjadi Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dan gagal. Kini dia mencoba lagi dan yakin bakal berhasil.
"Dulu, aku memang banyak kekurangan," katanya ketika ditemui Rabu, 8 Februari 2012 ini. "Sekarang, aku sudah lebih siap." Selama lima tahun terakhir, Mami Yuli banyak berdiskusi dengan aktivis HAM dan mengambil kuliah di Fakultas Hukum Universitas Islam Atttahiriyah, Jakarta. "Saya lulus dan jadi sarjana hukum pada 2010 lalu," katanya.
Mami Yuli aktif di berbagai kelompok pejuang HAM seperti Yayasan Srikandi-- yayasan pendampingan bagi penderita AIDS--, Arus Pelangi --organisasi advokasi bagi kaum Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT)-- dan menjadi bagian dari misi peningkatan iman di sebuah gereja.
Mami Yuli yakin kali ini dia lebih siap menghadapi seleksi Komisioner Komnas HAM. "Saya jadi bersemangat, juga karena banyak yang mendukung," katanya. Kini Mami Yuli harus bersaing dengan 363 calon anggota Komnas HAM 2012-2017.
Jika terpilih, dia ingin membela hak semua warga negara untuk memperoleh perlakuan yang sama dari negara tanpa diskriminasi. "Saya tidak hanya akan memperjuangkan kaum minoritas, tapi masyarakat lain yang secara kemampuan lemah."
DIANING SARI