TEMPO Interaktif, Kupang - Anggota Komisi D DPRD NTT, Servas Lawang, menilai pembelian tempat tidur pasien di RSU Johanes Kupang terlalu mahal. Karena itu, dia meminta kepada manajemen RSU untuk mengevaluasi perencanaan sebelum mengadakan peralatan di RSU itu. "Impossible harga tempat tidur seperti itu, terlalu mahal," katanya.
Menurut Servas, fungsi dan tugas dari RSU Kupang adalah pelayanan kepada masyarakat, bukan orientasi pada bisnis atau mencari keuntungan. Dia mengaku bahwa pengadaan tempat tidur itu lepas dari pengawasan Dewan karena dananya berasal dari APBN. "Pembelian itu lepas dari pengawasan Dewan. Namun, ke depan kami akan tingkatkan pengawasan di RSU Kupang," katanya.
Manajemen Rumah Sakit Umum Johanes Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), membeli 100 unit tempat tidur dengan harga satu unit Rp 80 juta. Tempat tidur itu dilengkapi dengan alat pengukuran suhu tubuh dan berat badan.
"Tempat tidur pasien ini sangat spesifik karena dilengkapi dengan teknologi pengukuran suhu tubuh dan berat badan," kata Direktur RSU Johanes Kupang dr Alfons Anapaku kepada wartawan di Kupang, Rabu, 8 Februari 2012.
Menurut Alfons, dana pembelian tempat tidur itu berasal dari dana APBN-P tahun 2011 sebesar Rp 40 miliar dan khusus pembelian tempat tidur sebanyak 100 unit dialokasikan Rp 8 miliar. Sedangkan, sisanya digunakan untuk pengadaan alat kesehatan (Alkes) lainnya.
Mahalnya satu buah tempat tidur itu, kata Alfons, bukan menjadi suatu ukuran karena yang dibutuhkan adalah kualitas dari tempat tidur untuk memberikan rasa nyaman kepada pasien. "Kami tidak bicara soal harga, tapi spesifikasi tempat tidur itu," katanya.
Dia menambahkan, tempat tidur itu sudah berada dan digunakan di RSU Johanes Kupang. Di mana, delapan unit ditempatkan di Instalasi Gawat Darurat (IRD), sisanya ditempatkan di pavilium dan ruang lainnya. "Barangnya sudah ada, bahkan sudah digunakan," katanya.
YOHANES SEO