TEMPO.CO, Mimika - Lima warga sipil ditembak kelompok bersenjata di sekitar Kali Kopi, Mil 37, Timika, Kamis, 9 Februari 2012, sekitar pukul 06.45 WIT. Akibatnya dua warga dirawat intensif di rumah sakit karena luka parah.
Korban kritis penyerangan itu adalah dua warga asal Suku Kamoro: Benny Yamamo dan Piter Tumoka. Benny tertembak di bagian dada kanan dan Piter tertembak di kaki. Sementara tiga lainnya terkena serpihan pecahan kaca. “Benar ada penyerangan lagi, lokasinya dekat kejadian yang kemarin, dua kritis dan sementara dirawat di rumah sakit,” kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua, Komisaris Besar Polisi Wachyono, Kamis sore.
Ia mengatakan kejadian itu bermula ketika lima warga hendak ke Kota Timika dari Kampung Nayaro, Kali Kopi, menggunakan sebuah mobil Ford. Setibanya di Mil 37, tiba-tiba mereka diberondong tembakan dari kejauhan oleh kelompok tak dikenal. “Tindakan polisi adalah memeriksa saksi pelapor sekaligus driver mobil Ford. Polisi juga telah meminta visum dari klinik Kuala Kencana dan RSMM Timika,” ujar Wachyono.
Ia mengatakan polisi saat ini telah berada di lokasi dan mengolah tempat kejadian perkara. “Belum ada dugaan pelaku,” katanya.
Pda 7 Februari 2012, di lokasi yang sama, seorang anggota Satuan Tugas Gabungan Detasemen B Brigade Mobil Daerah Papua tertembak. Korban penembakan adalah Brigadir Satu Ronald Sopamena yang tewas dengan peluru di kepala. “Kena kepala, tapi dari pihak mereka, satu juga kena tembak,” kata Wachyono.
Baca Juga:
Wachyono mengungkapkan pelaku masih terus dikejar. “Hanya, kami terbentur medan yang sulit,” ucapnya.
Kasus penembakan di Timika membuat Aliansi Demokrasi untuk Papua (ALDP) mempertanyakan keseriusan polisi menuntaskannya. “Seharusnya polisi sudah belajar bagaimana menangkap pelaku. Yang kami pertanyakan adalah apakah polisi tidak mempunyai cara menemukan pelaku, sementara polisi sudah menduga siapa pelaku penembakan itu,” kata Anum Siregar, Direktur ALDP di Jayapura.
Ia menduga ada "sesuatu" di balik berlarut-larutnya penyelesaian kasus Timika. “Ya mungkin saja benar bahwa polisi kesulitan menangkap pelaku karena medannya sulit. Yang kedua, bisa jadi ini adalah bagian dari sebuah skenario besar untuk menjadikan Mimika sebagai lahan konflik,” ujarnya.
JERRY OMONA