TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 321 kabupaten dan kota di Indonesia rawan bencana. Hal tersebut diketahui setelah BNPB menyelesaikan peta risiko bencana nasional. “Berdasarkan peta multibahaya dari 13 jenis bencana, maka terdapat 321 kabupaten atau kota memiliki risiko tinggi atau sekitar 65 persen,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan singkat, Kamis, 9 Februari 2012.
Sedangkan 173 kabupaten dan kota lainnya memiliki risiko sedang atau sekitar 35 persen. Peta risiko bencana ini sendiri memuat peta bahaya, peta kerentanan, dan peta kapasitas.
Sutopo memaparkan, 13 jenis bencana yang berpotensi terjadi antara lain gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, puting beliung, kekeringan, banjir, tanah longsor, gelombang pasang, kebakaran lahan dan hutan, epidemi dan wabah penyakit, gagal teknologi, kebakaran gedung dan permukiman, serta konflik sosial.
“Kami menghimbau pemerintah daerah memberikan prioritas pembangunan terhadap penanggulangan bencana,” kata Sutopo.
BNPB sendiri mencatat masih ada sekitar 138 kabupaten atau kota yang belum membentuk BPBD atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Selain itu, kabupaten atau kota yang sudah membentuk BPBD ternyata masih sangat terbatas dari segi dukungan anggaran, peralatan, dan sumber daya alamnya. Oleh karena itu, Sutopo menyatakan Pemda dan DPRD perlu memberikan dukungan karena menjadi kewenangannya.
“Jika tidak, maka bencana akan terus menimbulkan kerusakan dan kerugian yang besar,” katanya.
FRANSISCO ROSARIANS