TEMPO.CO, Jakarta- M. Nasir, anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat, menemui adiknya, yang juga terdakwa kasus suap Wisma Atlet, M. Nazaruddin, di Rumah Tahanan Cipinang, Rabu pekan lalu.
Pertemuan yang dipergoki Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Denny Indrayana itu mengundang berbagai pertanyaan karena dilakukan di luar jam besuk--menjelang tengah malam--dan juga dihadiri dua pengacara. Apa yang dibicarakan dalam pertemuan itu? Berikut ini petikan wawancara dengan Nasir pada Jumat lalu.
Apa yang Anda lakukan saat menjenguk Nazar pada Rabu malam lalu?
Itu kan sebagai saudara. Saya datang karena diberi tahu Nazar sakit. Sebagai saudara, ya, saya jenguklah. Inilah arti persaudaraan. Sebagai saudara, saya khawatir akan kesehatan Nazar. Kalau bagi saya, itulah artinya persaudaraan. Jangankan waktu, nyawa pun saya kasihkan untuk saudara saya. Itulah arti persaudaraan.
Mengapa menjenguk di luar jam besuk?
Paginya kan sidang Nazar hampir ditunda karena kesehatannya drop. Saya di-BBM bahwa mag dia kambuh. Saya pulang dari daerah sore. Makanya saya bisa menjenguk malam.
Kalau berkunjung, Anda mengenalkan diri dari Komisi Hukum?
Mereka (petugas rutan) kan sudah tahu. Kalau kemarin itu saya izin aja. Mereka tahu saya datang, dan kalau ada apa-apa kan kepala lapasnya tahu. Mereka tahu saya anggota Komisi III.
Apakah Anda memakai kartu khusus untuk masuk ke sana?
Begini, lo, saya datang ke sana karena saudara saya sakit. Jadi tidak perlu pakai ID khusus. Kan dari pagi dia sakit. Karena saya ada aktivitas siang, posisinya malam saya ke sana. Tapi bahwa saya anggota Komisi III, itu sudah melekat pada saya dan tidak bisa ditanggalkan begitu saja. Tidak perlu mempermasalahkan izin. Selain itu, sebagai anggota Komisi III, saya juga bertugas mengawasi.
Anda datang bersama pengacara. Apakah untuk membicarakan kasus yang dihadapi Nazar?
Tidak. Saya tidak sama pengacara. Saya sendirian, dan datang pukul 9 malam. Saya di situ setengah jam doang, kok.
Bagaimana ada pengacara di sana?
Tidak tahu. Itu hanya kebetulan. Kan teman-teman Nazar banyak.
Ihwal pertemuan dengan Tim Pencari Fakta Demokrat soal Wisma Atlet pada 11 Mei 2011, apa yang dibicarakan?
Itu saya tidak bisa ceritakan karena tidak enak. Saya saudaranya Nazar. Apa pun bisa ditanyakan ke TPF. Tapi betul seperti yang dibilang Nazar itu.
(Nazar sebelumnya mengatakan bahwa Angelina Sondakh, yang kini menjadi tersangka kasus Wisma Atlet, mengakui kepada TFP telah menggelontorkan Rp 9 miliar kepada pemimpin Badan Anggaran DPR dan Ketua Fraksi Demokrat. Sebanyak Rp 2 miliar juga diserahkan kepada Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Demokrat.)
Soal aliran duit yang dikatakan Nazar, apa memang begitu?
Jangan tanya saya. Saya tidak mau menyampaikan. Saya tidak akan menyampaikan. Saya tidak akan mengatakan, jangan saya. Ini kan politik, ada banyak kepentingan di sini.
l IRA GUSLINA
Berita Terkait
KPK Serius Sikapi Nazar-Nasir Ketemu di Rutan
Alasan Patrialis 'Bikin' Kartu Akses Khusus DPR di Penjara
Tak Ada Kartu Khusus DPR Kunjungi Lapas
Nasir Ketemu Nazaruddin, Petugas LP Diinterogasi
M. Nasir Bisa Jadi Saksi Kasus Istri Nazaruddin
Menteri Amir: Nasir Tak Punya Kartu Khusus
Gambar CCTV Pertemuan Nazar-Nasir di Cipinang
Ada Apa di Balik Pertemuan Rahasia Nazar-Nasir?
Temui Nazar di Penjara, Nasir Terancam Sanksi