TEMPO.CO, Jakarta -– Front Pembela Islam mengaku tidak ambil pusing dengan larangan pendirian organisasi ini di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. “Kami tenang-tenang saja,” kata juru bicara FPI, Munarman, saat dihubungi Tempo, Ahad, 12 Februari 2012.
Munarman menyatakan, penghalangan pelantikan pengurus FPI di Palangkaraya dimotori oleh Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang. Menurut dia, Teras Narang melalui anak buahnya, Yansen Binti, mengompori masyarakat untuk melakukan intimidasi kepada pengurus FPI. “Masyarakat sengaja diprovokasi,” kata Munarman.
Menurut dia, masyarakat sudah melakukan kekerasan dan menghalangi FPI dengan senjata tajam. Tak hanya itu, ujarnya, masyarakat juga sudah menduduki bandar udara yang merupakan obyek vital negara.
FPI, kata dia, menerima ancaman pembunuhan oleh masyarakat. “Katanya negara demokrasi,” ujarnya. "Lihat apakah hukum bekerja dalam kasus ini."
Munarman beralasan, pendirian FPI di Kalimantan Tengah sama sekali tidak melanggar peraturan perundang-undangan. Dia menduga, penolakan yang sedang dilakukan oleh Gubernur Kalimantan Tengah disebabkan aktivitas FPI yang sedang melakukan advokasi tanah di wilayah itu.
Gubernur, kata Munarman, takut penyerobotan tanah yang sudah dilakukan diketahui oleh publik. "Mereka juga mengembangkan isu SARA,” ucap Munarman.
Sabtu, 11 Februari 2012, ratusan warga suku Dayak menolak kedatangan Front Pembela Islam di Bandara Cilik Riwut, Palangkaraya. Masyarakat menolak kehadiran FPI di Kalimantan Tengah karena identik dengan aksi-aksi kekerasan. Aksi kekerasan ini dinilai tidak sesuai dengan kultur masyarakat Dayak, yakni budaya perdamaian.
I WAYAN AGUS PURNOMO
Berita Terkait
Taufiq Kiemas Minta FPI Hormati Kearifan Lokal Dayak
Akbar Faisal Dikira Anggota FPI
Din Syamsuddin: Ormas Jangan Terjebak Kekerasan
MUI Kalteng: Pembentukan FPI Palangkaraya Dibatalkan
Tokoh FPI Rizieq Salahkan Gubernur Kalteng
Tokoh FPI Habib Rizieq Salahkan Gubernur Kalteng
Tak Punya Ongkos, FPI Diturunkan di Banjarmasin
Habib Rizieq: Ada yang Ingin Adu Domba FPI
Gus Solah Sarankan FPI Lakukan Survei