TEMPO.CO, Jakarta - Front Pembela Islam (FPI) ngotot tetap akan membuka cabang di Kalimantan Tengah. Melalui siaran pers, organisasi yang kerap terlibat kekerasan ini mengatakan akan meneruskan rencana membuka cabang di seluruh wilayah Indonesia.
"DPP FPI akan tetap membentuk cabang FPI di seluruh NKRI, termasuk di propinsi Kalimantan Tengah," bunyi rilis FPI yang dilansir dalam fpi.or.id, Senin 13 Februari 2012.
Organisasi Msyarakat ini mengaku siap melakukan dialog untuk merealisasikan tujuanya membuka cabang di berbagai wilayah indonesia, termasuk Kalimantan Tengah. "DPP FPI senantiasa siap berdialog dengan seluruh komponen bangsa tanpa memandang agama, etnis, suku mau pun golongan, termasuk dengan masyarakat Dayak di seluruh Kalimantan."
Salahuddin Wahid, tokoh hak asasi manusia, mengatakan Front Pembela Islam (FPI) seharusnya introspeksi diri setelah kejadian penolakan ratusan warga suku Dayak di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Sabtu, 11 Februari 2012. Menurut Gus Solah--panggilan akrabnya--FPI tidak bisa memaksakan diri.
“Kejadian itu menunjukkan di beberapa tempat ada penolakan. Mestinya FPI introspeksi dan belajar dari situ,” kata Gus Solah, saat dihubungi Tempo, Minggu, 12 Februari 2012.
Menurut adik mantan Presiden Gus Dur itu, aksi penolakan FPI juga pernah terjadi di Jombang, Jawa Timur. Pada saat itu, Gerakan Pemuda Ansor dan sekitar 15 organisasi massa di Kabupaten Jombang siap menghadang pasukan FPI ke kabupaten setempat, April 2011. Barisan Ansor Serbaguna (Banser) pasang badan menghadapi FPI.
Namun, FPI dalam rilisnya mengklaim mempunyai hubungan yang baik dengan berbagai suku Dayak. "Bahkan saat ini DPP FPI sedang melakukan advokasi dan litigasi membantu masyarakat Dayak Seruyan dalam Konflik Agraria di Kabupaten Seruyan - Kalimantan Tengah."
Pada 11 Februari 2012, ratusan warga suku Dayak menolak kedatangan tokoh Front Pembela Islam dari Jakarta yang tiba di Bandara Cilik Riwut, Palangkaraya. Massa yang mengenakan ikat kepala merah telah berkumpul di bandara sejak pagi hari. Mereka masuk ke area pesawat Sriwijaya Air yang ditumpangi rombongan hingga hanya berjarak sekitar 50 meter.
FPI.OR.ID | ANANDA PUTRI | RINA WIDIASTUTI
Berita Terkait
Gus Solah: Saatnya FPI Introspeksi
Din Syamsuddin: Ormas Jangan Terjebak Kekerasan
Tokoh FPI Rizieq Salahkan Gubernur Kalteng
Warga Dayak Tolak Ketua FPI Habib Rizieq
Alasan Warga Dayak Tolak FPI
Tokoh FPI Rizieq Salahkan Gubernur Kalteng
Gus Solah Sarankan FPI Lakukan Survei
Rizieq: Ada yang Ingin Adu Domba FPI