TEMPO.CO , Caracas - Sekutu Hugo Chavez memulai kampanye kotor melawan kandidat oposisi presiden Venezuela, Henrique Capriles. Di sisi lain, muncul kekhawatiran baru bahwa pendukung Capriles bisa menghadapi pembalasan dalam pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Kubu Chavez mulai menyerang dengan mempertanyakan orientasi seksualnya dan meremehkan akar Yahudinya. Terutama setelah ia menang telak dalam koalisi primer Persatuan Demokrat, Minggu.
Pejabat senior dan media pemerintah, seperti dilaporkan Guardian, ada di balik serangan itu, dengan mencela Capriles sebagai "borjuis" dan "fasis". Capriles, 39 tahun, sebelumnya adalah salah satu gubernur di Venezuela.
"Sekarang kita tahu siapa kandidat imperialisme, kapitalisme, dan sayap kanan," kata pemimpin kongres Diosdado Cabello, seorang mantan petinggi militer dan pendukung setia presiden sosialis itu.
Capriles adalah cucu dari keluarga Yahudi yang selamat dari Holocaust selama Perang Dunia II di Polandia. Ia mendefinisikan dirinya sebagai penganut kiri-tengah progresif yang mendukung ekonomi pasar bebas dengan hati nurani sosialis yang kuat.
Tuduhan yang paling menohok datang dari komentator media pemerintah, Mario Silva, yang sering menargetkan musuh Chavez dalam show televisi tengah malam, Razorblade. Silva menghina pemimpin oposisi itu sebelum kemudian membacakan dokumen laporan polisi yang menyebut Capriles pernah berhubungan intim dengan pria lain pada 2000.
Capriles membantah tuduhan itu dan mengatakan dokumen itu dipalsukan. Polisi belum berkomentar mengenai hal ini.
Komentator radio pemerintah, Adal Hernandez, menulis sebuah profil pedas tentang Capriles, menyoroti latar belakang keluarga Yahudi-nya dengan judul The Enemy Is Zionism. Capriles, seorang Katolik yang taat, tidak menanggapi hal ini.
Capriles yang gemar mengenakan t-shirt ini berasal dari keluarga kaya raya. Namun selama menjabat di pemerintahan, dia lebih banyak menghabiskan waktu di permukiman kumuh daripada di kantornya. "Saya tidak terpilih untuk bertarung dengan siapa pun kecuali untuk memecahkan masalah," kata Capriles, yang memenangi hampir dua pertiga dari tiga juta suara, Minggu. "Konfrontasi yang saya inginkan hanyalah melawan kekerasan, pengangguran, korupsi, dan masalah lain di Venezuela."
Sebagian besar kemarahan difokuskan pada kemenangannya dalam koalisi. Pendukung Chavez menuntut untuk mengetahui sumber pembiayaan kampanye Capriles dan mereka menyiratkan kepentingan pro-AS ada di balik dukungan dana itu. Capriles telah berulang kali menjawab pembukuan keuangannya bersifat terbuka, dan setiap orang bisa mengecek sumber dana kampanyenya.
TRIP B