TEMPO.CO, Jakarta- Pemerintah akan membangun jalan utama bebas hambatan (high grade highway/HGH) sepanjang Pulau Sumatera senilai Rp 60 triliun. Jalan sepanjang 2 ribu kilometer ini akan menghubungkan Jembatan Selat Sunda, Bakauheni, Lampung hingga Aceh.
Menurut Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Djoko Murjanto, jalan yang melintasi kawasan timur Sumatera ini memiliki feeder penghubung sepanjang 720 kilometer. Untuk menekan kemacetan, HGH ini tidak hanya terdiri dari jalan arteri, tapi juga terintegrasi dengan jalan tol. "Jalan ini diharapkan bisa mengurangi biaya logistik perdagangan yang melintasi Sumatera," kata dia di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Kamis 16 Februari 2012.
Djoko menambahkan saat ini Sumatera memiliki potensi perdagangan tinggi, misalnya industri kelapa sawit dan batu bara. Selain itu, jalan yang merupakan bagian dari ASEAN highway ini akan menghubungkan delapan pusat kegiatan nasional, enam pelabuhan udara, serta tujuh pelabuhan utama. "Jadi HGH ini menjadi stimulus pertumbuhan industri dan investasi," ujarnya.
Namun Djoko tak memerinci target penyelesaian konstruksi HGH. Proyek tersebut saat ini masih dalam tahap proses pengkajian right of way (ROW) yang akan selesai pada 2013. Untuk memenuhi pendanaan, proyek ini kemungkinan akan dibiayai anggaran pendapatan belanja negara, dana dari badan usaha milik negara, dan pihak swasta. "Anggaran negara dikucurkan untuk jalan tol yang membutuhkan biaya pemeliharaan rutin," katanya.
HGH Sumatera rencananya dimulai dari ruas Sigli-Banda Aceh dan berakhir di terusan Jembatan Selat Sunda. Jalan ini terdiri dari 18 ruas, 6 di antaranya menjadi ruas prioritas. Keenam ruas utama itu yakni Bakaheuni-Terbanggi Besar sepanjang 150 kilometer, Indralaya-Palembang sepanjang 22 kilometer, Pekanbaru-Kandis sepanjang 76 kilometer, Kandis-Dumai sepanjang 59 Kilometer, Tebing Tinggi-Kualanamu-Medan sepanjang 60 kilometer, dan Medan-Binjai sepanjang 16 kilometer.
RAFIKA