TEMPO.CO, Jakarta - PT PLN (Persero) sepakat memasok listrik tegangan tinggi ke instalasi milik PT Krakatau Posco. Tenaga listrik yang dipasok sebesar 165 mega volt ampere (MVA) dengan tingkat layanan utama. "Ini perjanjian paling besar yang pernah ditandatangani PLN," ujar Direktur Perencanaan dan Manajemen Risiko PLN, Murtaqi Syamsuddin, di kantornya, Jumat, 17 Februari 2012.
Daya listrik sebesar 165 MVA digunakan oleh Krakatau Posco dalam tiga tahap. Tahap pertama akan dipasok sebesar 80 MVA pada November 2012, kemudian menjadi 100 MVA pada Juli tahun depan. Berdasarkan perhitungan, listik akan dialirkan secara penuh 165 MVA pada Januari 2014.
PLN menjual listrik kepada Krakatau Posco dengan harga Rp 810 per kWh. "Harga ini untuk skema layanan khusus," kata Murtaqi. PLN menjanjikan kualitas spesial dalam layanan khusus dimana aliran listrik dipastikan terus tersambung. Harga yang diberikan adalah harga tunggal, yaitu harga jual saat beban puncak sama dengan harga di luar waktu tersebut.
Kesepakatan ini rencananya berlangsung selama 10 tahun. Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun memaparkan, pasokan listrik didatangkan dari PLTU Suralaya dan PLTGU Cilegon. Dengan kemampuan sistem Jawa Bali sebesar 25.138 megawatt (MW), Benny yakin PLN sanggup mengalirkan listrik tanpa terputus untuk Krakatau Posco. "Beban puncak PLN Jawa Bali 19.300 MW, jadi masih cukup dan bisa pasok untuk banyak industri lainnya."
Untuk mengaliri proyek baja ini, PLN akan membangun subsistem selama sembilan bulan ke depan sbelum listrik dialirkan November mendatang.
Presiden Direktur PT Krakatau Posco, Kim Dong Ho, menyatakan, perjanjian jual beli listrik secara terpadu ini merupakan yang pertama untuk pengolahan baja di Indonesia. Proyek ini ditargetkan mulai beroperasi pada 2013. "Saat itu kami butuh pasokan listrik yang stabil. Sekali dipasang tidak boleh putus selama 24 jam, itu sangat penting."
PT Krakatau Posco merupakan perusahaa patungan antara PT Krakatau Steel (Persero) dengan Posco Korea Selatan di bidang Industri Baja. Krakatau Posco menargetkan dapat beroperasi pada akhir 2013 dengan total produksi baja sebanyak 3 juta ton. Diantara produk yang dihasilkan terdapat pelat baja. Hasil produksi 70 persen diutamakan untuk pasar domestik. Sisanya akan diekspor ke Asia Tenggara.
GUSTIDHA BUDIARTIE