TEMPO.CO , Comayagua - Otoritas Honduras mulai melakukan identifikasi terhadap korban kebakaran, Selasa, 14 Februari 2012 waktu setempat, yang mencapai jumlah total 355 orang. Peristiwa ini merupakan kebakaran terburuk di dunia yang melumat penjara.
Nampak truk keluar masuk penjara yang terletak di Comayagua, sekitar 75 kilometer dari ibu kota, mengangkut korban tewas maupun luka-luka. Di luar penjara, keluarga korban menunggui korban yang dicintai dengan deraian air mata.
Pemerintah Honduras berjanji akan memperbaiki sistem pengamanana dan penanganan narapidan di lembaga pemasyarakatan yang tergolong paling padat. Satu sel bisa didiami delapan napi, padahal idealnya satu sel untuk maksimal dua orang.
Juru bicara Kantor Kejaksaan Umum, Melvin Duarte, mengatakan jumlah korban tewas secara keseluruhan mencapai 355 orang. Ini merupakan kejadian terburuk di dunia yang menimpa penjara. "Itu jumlah total, tidak ada korban lain lagi," ujarnya kepada wartawan.
Semalam, tambahnya, petugas mengevakuasi 115 mayat untuk dibawa ke ibu kota selanjutnya pada pagi hari petugas mengeluarkan 238 ayat. Dua napi lainnya meninggal di rumah sakit.
Sejumlah ahli asing tiba di Honduras guna membantu rekan-rekannya mengungkap identitas korban yang kondisinya sangat buruk sebagian besar hangus terbakar. Identitas korban bisa diketahui melalui rekaman gigi dan DNA.
Sementara itu dalam keterangannya kepada petugas, sejumlah napi yang selamat mengatakan, mereka selamat setelah masuk ke dalam bak mandi dan menenggelamkan diri saat api mengamuk.
"Ketika aku keluar dari bak mandi melihat para napi berteriak-teriak, sedangkan kondisi langit-langit dan seng penjara ludes dilalap api," kata salah seorang napi yang selamat.
Beberapa korban selamat juga mengatakan, mereka melihat napi lainnya membakar kasurnya ketika melihat kobaran api. Sedang petugas penjara menyaksikan api berkobar diakibatkan terjadi arus pendek listrik.
BBC | CHOIRUL