TEMPO.CO, Singapura - Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menjelaskan kondisi masyarakat miskin negerinya, Jumat, 17 Februari 2012. "Orang miskin di Singapura tetap lebih beruntung dibandingkan di negara lain, sekalipun Amerika Serikat," ujarnya.
Pemerintah Singapura memastikan kesejahteraan masyarakatnya, baik dari segi ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. "Hidup Anda tidak dimulai dari nol," kata Loong.
Tahun ini Loong menjanjikan bantuan perumahan bagi keluarga yang berpendapatan rendah. Anggaran perumahan ia ajukan secara khusus di parlemen. Sebanyak 80 persen penduduk Singapura menghuni perumahan rakyat yang dibangun pemerintah. Mayoritas orang yang menghuni perumahaan rakyat juga memiliki apartemen.
Jaminan yang didapat orang miskin Singapura merupakan bukti keseriusan pemerintah negara yang menjadi pusat ekonomi Asia itu. Pemerintah berhasil menekan laju kemiskinan di titik terendah.
CEO Relawan Nasional Singapura, Laurence Lien, menggambarkan tempat tinggal masyarakat miskin Singapura. "Memang benar, di sini tidak tergambar wajah kemiskinan," ujarnya. Ia mengatakan kondisi permukiman rakyat miskin tidak mengerikan seperti gambaran perkampungan kumuh yang ada di negara-negara lain.
Bantuan juga tersedia dalam bentuk pelayanan sosial, baik bagi individu maupun keluarga miskin yang rentan terhadap penyakit. Mereka yang membutuhkan dapat mengajukan permohonan untuk memperoleh bantuan kesehatan.
Data 2011 menunjukkan Singapura memiliki jumlah penduduk 4,8 juta jiwa. Pendapat nasional per kapitanya US$ 41.430 atau setara dengan Rp 373 juta. Sedangkan tingkat pengangguran negara ini adalah dua persen.
BBC | SATWIKA MOVEMENTI