TEMPO.CO, Kupang - Dua kapal pengangkut bahan bakar minyak (BBM), Jumat dini hari, 17 Februari 2012, bertabrakan di perairan Tanjung Tenau, Laut Timor, Nusa Tenggara Timur. Akibatnya, Laut Timor terancam tercemar minyak.
Dua kapal yang bertabrakan adalah Kapal Motor (KM) TR (tanker) Setya kapal milik Pertamina yang mengangkut BBM dari Pelabuhan Atapupu menuju Kupang dengan KLM Sinar Jaya dari Pelabuhan Rakyat (Pelra) Namosain menuju Pelabuhan Seba, Kabupaten Sabu Raijua.
"Kedua kapal pengangkut BBM itu bertabrakan di Tanjung Tenau," kata Direktur Polisi Perairan Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur Komisaris Besar Purwoko melalui Kepala Seksi Operasi Polair Ajun Komisaris Bayu Herlambang kepada Tempo di Kupang, Jumat, 17 Februari 2012. Akibat tabrakan itu, kapal Sinar Jaya mengalami kerusakan parah karena kapal itu adalah kapal kayu.
Tabrakan itu, menurut Bayu, karena jalur kedua kapal yang sama dan saat kejadian masih gelap. Usai kejadian, Polair langsung menyelidiki tempat kejadian perkara dan mengevakasi BBM di kapal Sinar Jaya.
Dia menuturkan sejauh pantauan Polair belum ada minyak yang tumpah ke laut karena Polair berhasil menyelamatkan sekitar 14 drum BBM atau sekitar 1,4 ton BBM. "BBM tersebut sudah diamankan di kantor Polair," kata Bayu. Jumlah BBM yang diangkut kapal Sinar Jaya sebanyak 24 ton.
Sisa BBM masih berada di kapal. Lima anak buah kapal Sinar Jaya juga selamat dari tabrakan itu. "Sisa BBM sedang diupayakan untuk dievakuasi," kata Bayu. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta.
Laut Timor sempat tercemar akibat meledaknya ladang minyak Montara di Block Atlas pada 21 Agustus 2009. Tapi hingga kini penyelesaian ganti rugi dan pembersihan tumpahan minyak belum juga tuntas.
YOHANES SEO