TEMPO.CO, Cianjur - Perusakan Masjid Nurhidayah milik jemaah Ahmadiyah di Kampung Cisaar, Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, membuat TNI di Komando Distrik Militer 0608 Cianjur meningkatkan pengawasan di titik-titik lokasi permukiman warga Ahmadiyah. TNI mengantisipasi merembetnya kejadian serupa di lokasi lain.
"Fungsi keamanan dan pengamanan sudah dilakukan pihak kepolisian. Kami lebih meningkatkan pengawasan di bidang intelijen untuk mengantisipasi sejumlah titik yang ada permukiman Ahmadiyah," ujar Komandan Distrik Militer 0608 Cianjur, Letnan Kolonel Infanteri Andi Perdana Kahar, di Cianjur, Jumat, 17 Februari 2012.
Andi menjelaskan, selama ini pihaknya terus memantau permukiman warga Ahmadiyah. Sejauh ini tidak ada tanda-tanda pergerakan massa yang menjurus pada aksi kekerasan. "Peristiwa di Cipeuyeum, Cianjur, merupakan aksi spontan yang sebelumnya terpendam karena kekesalan warga sekitar lokasi masjid," kata Andi.
Sebelumnya, sebuah masjid di Kampung Cisaar, Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Cianjur, dirusak ratusan massa, Jumat, 17 Februari 2012. Dugaan kuat, motif perusakan akibat kekesalan warga terhadap para jemaah Ahmadiyah yang masih beraktivitas meski sudah ada kesepakatan untuk menghentikan segala aktivitas.
Aksi perusakan berlangsung sekitar pukul 09.00 WIB. Secara spontan, warga yang jumlahnya diperkirakan mencapai 200 orang itu terlebih dahulu meruntuhkan dinding benteng bagian belakang masjid. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu.
Bangunan masjid mengalami rusak berat. Hampir seluruh genteng hancur dilempari batu. Kaca-kaca jendela dan pintu pecah serta bagian dalam masjid juga ikut dihancurkan.
DEDEN ABDUL AZIZ