TEMPO.CO, Bogor - Pencarian korban jembatan ambruk yang terbawa hanyut Sungai Cihideung dilakukan di tiga titik, yakni di lokasi kejadian Kampung Pabuaran Kaum, Cibanteng; Jembatan Ciampea, yang merupakan muara pertemuan Sungai Cihideung dengan Cisadane; dan di daerah Gerendong, Rumpin, sekitar 15 kilometer dari lokasi jembatan ambruk.
"Untuk pencarian ini dibuat lima posko, yakni Posko 1 di tempat kejadian, Posko 2 Jembatan Rancabungur, Posko 3 Jembatan Gerendong, Posko 4 di Karehkel Leuwiliang," kata Camat Ciampea, Djuanda Dimansyah, di Posko Tim SAR di kantor kecamatan setempat, Senin pagi, 20 Februari 2012.
Djuanda mengatakan jembatan ambruk terjadi ketika rombongan ibu-ibu pengajian beserta anak mereka menyeberangi Sungai Cihideung usai mengikuti acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB). Jembatan bambu Cihideung ini menghubungkan Kampung Pabuaran Kaum dengan Kampus IPB.
"Jembatan bambu Desa Cibanteng putus ketika dilewati lebih dari 12 orang, sehingga menyebabkan delapan orang ikut terbawa arus Sungai Cihideung," ujar Djuanda.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor Makmur Rozak mengatakan para korban jembatan roboh ini diberi santunan sebesar Rp 5 juta.
Berikut ini data terakhir korban Jembatan Cidua, Cihideung, Bogor:
1. Umamah, 35 tahun, Kampung Cibanteng RT 01 RW 01, Cibanteng Proyek, sudah ditemukan tewas;
2. Eka binti Eman, 9 tahun, warga RT 06 RW 02, Kampung Pambuaran;
3. Rafi bin Eman (5), adik Eka;
4. Ajay bin Engkos (9) RT 04 RW 02, Kampung Pabuaran;
5. Jahra bin Juli (6) RT 06 RW 02, Kampung Pabuaran;
6. Maesaroh bin Haris, anak Umamah;
7. Tia binti Jamal (10) RT 04 RW 02, Kampung Pabuaran; dan
8. Dini binti Junaidi (10) RT 06 RW 02 Kampung Pabuaran.
ARIHTA U SURBAKTI