TEMPO.CO, Bogor - Isak tangis mewarnai kedatangan jenazah Eka binti Sulaeman, 9 tahun, dan Maya Maesaroh, 10 tahun, dua korban jembatan ambruk yang hanyut terseret Sungai Cihideung, Bogor, Jawa Barat. Kedua bocah malang ini ditemukan Tim SAR gabungan di dua tempat berbeda pada Senin sore, 20 Februari 2012, dan Selasa pagi, 21 Februari 2012.
Menurut Koordinator Lapangan Tim SAR gabungan, Iwan Firdaus, jenazah Maya Maesaroh ditemukan di Sungai Cisadane, Cikupa, Tangerang, oleh penduduk setempat. Penemuan mayat perempuan tersebut lantas diberitahukan kepada Tim SAR yang sedang melakukan pencarian korban hanyut.
Maya adalah salah seorang korban terjatuh dari jembatan bambu Cidua, Cihideung, pada Ahad, 19 Februari 2012. Dalam kejadian itu, Maya bersama ibunya, Umamah, 45 tahun, dan enam anak kecil lainnya hanyut terseret arus deras Sungai Cihideung. Mayat Umamah ditemukan sekitar 1 kilometer dari lokasi jembatan ambruk pada Ahad siang. Sedangkan 15 orang lainnya yang ikut terjatuh dari jembatan berhasil menyelamatkan diri setelah ditolong warga setempat.
Sementara itu, Selasa pagi, 21 Februari 2012, Tim SAR gabungan kembali menemukan seorang korban hanyut, Eka binti Sulaeman, 9 tahun, kakak dari Rafi bin Sulaeman, 5 tahun. Kedua korban adalah anak dari pasangan Siti Aminah dan Sulaeman, warga RT 06, RW 02 Kampung Pabuaran Kaum, Cibanteng, Ciampea, Bogor.
“Eka ditemukan di Leuwi Orok, Sungai Cihideung, atau sekitar 1 kilometer dari lokasi jembatan ambruk. Dengan penemuan ini, masih tersisa empat korban lagi yang belum ditemukan. Tim SAR gabungan masih berupaya menemukan para korban,” jelas Iwan.
Jenazah Eka dan Maya sudah dimakamkan pihak keluarga pada Selasa pagi setelah keduanya diotopsi di Rumah Sakit Daerah Leuwiliang. Kedua orang tua korban terus menangis histeris saat melihat putri keempatnya tersebut sudah terbujur kaku. Warga dan kerabat yang hadir juga larut dalam kesedihan atas kematian murid Kelas 3 Sekolah Dasar Negeri Cibanteng ini.
ARIHTA U SURBAKTI