TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Keuangan Agus Martowardojo merasa lega setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengisyaratkan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
“Itu adalah keputusan pemerintah yang menunjukkan Presiden sangat menjaga kesehatan fiskal,” katanya di Kantor Kementerian Keuangan, Rabu, 22 Februari 2012.
Pidato Presiden, kata Agus, akan ditanggapi dengan percepatan pengajuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan. Ia tidak membantah pernyataan bahwa APBN Perubahan akan diajukan pada Maret mendatang.
“Saya tidak bisa sampaikan tanggalnya tapi memang kami akan usahakan secepatnya,” katanya.
Pembahasan APBN Perubahan telah dibahas pada Sidang kabinet Terbatas. Pertimbangan dalam menyusun APBN Perubahan di antaranya dampak kondisi ekonomi global pada postur APBN 2012, dampak penggunaan Sisa Anggaran Lebih untuk stimulus pembangunan, harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah, dan belum pastinya kenaikan tarif listrik.
Meski demikian Agus enggan mengatakan kenaikan harga BBM menjadi opsi utama pemerintah untuk menghindari pembengkakan subsidi. “Belum ada (kenaikan), yang ditangkap (dari pidato Presiden) adalah akan ada APBN Perubahan,” katanya.
Beberapa asumsi yang diubah adalah pertumbuhan ekonomi menjadi di bawah 6,7 persen, kenaikan harga Indonesia Crude Price (ICP) menjadi di atas US$ 90 per barel, produksi minyak di bawah 950 ribu per barel, inflasi di atas 5,3 persen, dan perubahan nilai tukar rupiah di atas 8.800 per dolar Amerika Serikat.
Penerimaan negara, kata Agus, akan naik seiring naiknya ICP. Menurut Agus penerimaan negara pada Pendapatan Negara Bukan Pajak bakal meningkat Rp 20 triliun. Pada APBN 2012, PNBP ditetapkan sebesar Rp 278 triliun.
AKBAR TRI KURNIAWAN