TEMPO.CO, Jakarta - Aksi saling serang dua kelompok terjadi di Rumah Duka Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD). Salah seorang saksi mata kejadian penyerangan, Egidius, 20 tahun, menduga para penyerang itu sudah mengenal korban. "Mereka sempat lihat saya, tapi diam saja," kata Egidius, 20 tahun, saksi mata, Kamis, 23 Februari 2012. Saat itu ia sedang berdiri di halaman rumah sakit.
Menurut Egidius, saat kejadian, dia melihat sekitar 15 orang merangsek masuk ke arah pintu masuk rumah duka sekitar pukul 02.00. Mereka, ia mengatakan, membawa parang. “Saya melihat 15 orang mengejar dua orang,” katanya yang sempat bersembunyi di balik mobil.
Dua orang itu, kata Egidius, sempat berteriak minta tolong. "Tetapi tidak ada satu pun petugas yang datang."
Salah seorang korban terkena tebasan senjata tajam di bagian punggung dan dadanya. Tetapi dia masih bisa berlari hingga lapangan yang ada di belakang rumah duka. "Kayaknya teman orang tersebut sempat loncat ke kali," ucapnya.
Menurut Egidius, setelah sampai di lapangan, korban yang terluka kembali ditusuk. Tempat saksi bersembunyi hanya berjarak sekitar 150 meter dari lokasi penusukan. "Dia tewas di tempat," katanya. Egidius tidak bisa memastikan nasib teman korban yang loncat ke kali.
SYAILENDRA