TEMPO.CO, Jakarta -Partai Golkar sepertinya harus berpikir ulang untuk mengusung Aburizal Bakrie sebagai calon presiden pada pemilu 2014 mendatang. Alasannya, dari survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI), nama Aburizal ternyata masih kalah pamor dibanding kader Golkar lainnya, Muhammad Jusuf Kalla.
"Nama Jusuf Kalla dalam ingatan pemilih masih kuat dibanding Aburizal," ujar peneliti LSI, Syaiful Mujani, Kamis, 23 Februari 2012.
Menurut Syaiful dalam survei pemilih diberikan pertanyaan terbuka tentang siapa tokoh yang kuat dalam ingatan untuk dipilih menjadi presiden. Sebanyak 2.050 responden dari 33 provinsi yang dipilih melalui metode acak bertingkat memunculkan beberapa nama, dan nama Jusuf Kalla muncul di urutan keempat di bawah Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati, dan Prabowo Subianto. "Namun SBY tidak bisa dipilih lagi menjadi presiden karena sudah menjabat dua kali," ujar Syaiful.
Saat responden disodorkan pertanyaan semi-terbuka tentang siapa calon presiden pilihan, Kalla memperoleh suara 7 persen di bawah Mega dan Prabowo dengan suara 15,6 persen dan 10,6 persen. Sedangkan Aburizal hanya menempati posisi keempat dengan suara 5,6 persen. Ketika nama calon dikerucutkan menjadi 18 nama, Kalla kembali mengungguli Aburizal dengan suara 9,7 persen. Sedangkan Aburizal hanya memperoleh 7,2 persen suara.
Menurut Syaiful, dukungan masyarakat terhadap Aburizal Bakrie belum signifikan mendongkrak popularitasnya. Saat LSI menyandingkan Aburizal dan dua nama lain yang sudah digadangkan partainya untuk menjadi calon presiden, yaitu Partai Gerindra yang mengusung Prabowo dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang mengusung Hatta Rajasa, nama Ical hanya muncul sebagai yang ketiga.
Untuk ketiga tokoh ini LSI menjaring berdasarkan beberapa indikator: kepintaran, bisa dipercaya, perhatian pada rakyat, ketegasan, dan bisa dipercaya. Di setiap pertanyaan nama Aburizal selalu berada di posisi ketiga. Satu-satunya yang diungguli Ical dari Hatta Rajasa adalah keterkenalan di mata publik. "Jadi meski Aburizal sudah banyak bersosialisasi belum bisa mendekati kekuatan elektoral JK," ujar Syaiful.
Aburizal saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Golkar. Sedangkan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla setelah lengesr dari Golkar aktif di Palang Merah Indonesia.
IRA GUSLINA