TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah dalam perdagangan kemarin berhasil menguat 10 poin (0,12 persen) ke level 9.045 per dolar Amerika Serikat (AS). Sempat tertekan hingga ke posisi 9.100, rupiah mampu berbalik arah dan ditutup menguat tipis.
Terapresiasinya euro hingga ke level US$ 1,3375 karena membaiknya indeks kepercayaan Jerman membuat dolar AS juga melemah terhadap yen menjadi 79,94. Walhasil, indeks dolar AS terhadap enam mata uang rival utamanya turun 0,417 poin (0,53 persen) menjadi 78,886.
Tertekannya dolar AS dipasar Amerika semalam membuka peluang rupiah menguat cukup terbuka di akhir pekan ini. Membaiknya data ekonomi Amerika dan menguatnya euro membuat para pelaku pasar kembali berani mengambil risiko dengan memegang mata uang di pasar berkembang, seperti rupiah dan mata uang Asia lainnya.
Pengamat pasar uang dari PT Monex Investindo Futures, Apelles R.T. Kawengian, mengatakan perbaikan ekonomi Amerika membuat para pelaku kembali melepas dolar AS dan berpindah ke mata uang yang berimbal hasil tinggi.
Begitu pula persetujuan atas dana talangan kedua bagi Yunani memberikan angin segar bagi para pelaku pasar. Mereka yakin Yunani tidak akan mengalami gagal bayar. Imbasnya, euro kembali naik ke posisi US$ 1,32. Namun, secara teknikal, euro telah masuk area jenuh beli sehingga rawan aksi ambil untung.
Apelles memprediksi pada akhir pekan ini rupiah akan diperdagangkan dalam rentang 9.000-9.100 per dolar AS. "Rupiah yang selalu berbalik menguat saat mendekati 9.100 per dolar AS mengindikasikan bahwa level tersebut menjadi batas atas yang kuat," ucapnya.
PDAT | VIVA B KUSNANDAR