TEMPO.CO, Depok - Siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Cinere, AMN, 13, akan mendapatkan les khusus dalam tahanannya di Polsek Beji, Depok, pada pukul 11.00 WIB, Rabu, 29 Februari 2012. Les diberikan pada pelaku penusukan teman sekolahnya itu untuk persiapan Ujian Nasional yang akan ditempuh pada 7 Mei 2012.
"Les diberikan oleh gurunya dari sekolah. Kami sudah mempersiapkan tempat khusus di Polsek Beji untuk les tersebut," kata Kepala Kepolisian Resor Kota Depok, Komisaris Besar Mulyadi Kaharni kepada Tempo, Selasa, 28 Februari 2012.
Menurut Mulyadi, pihaknya telah menyiapkan bangku, perlengkapan alat tulis, dan situasi yang kondusif untuk memperlancar proses belajar mengajar tersebut. Bagaimanapun, kata Mulyadi, pihaknya akan memberikan pelayanan maksimal kepada AMN sepanjang itu baik untuk perkembangannya. "Kami sudah sediakan semua fasilitas untuk AMN. Kapan saja gurunya mau datang les, silakan saja," katanya.
Bukan saja tempat belajar, tapi tahanan AMN dan tahanan anak lainnya juga khusus. Polisi menyediakan mereka televisi dan ruangan untuk bermain dan belajar. "Kami sediakan mereka TV khusus agar tidak tertekan. Itu bukan saja untuk AMN, tapi semua tahanan anak," kata Mulyadi.
Seperti diketahui, pada Jumat, 17 Februari 2012, AMN menusuk teman kelasnya, Syaiful Munif, 13, sebanyak delapan kali. Syaiful pun sampai saat ini masih menjalani perawatan di RS Fatmawati Jakarta Timur.
Mulyadi menyayangkan Pemerintah Kota Depok yang terkesan tidak sungguh-sungguh melakukan pembinaan terhadap anak. Pasalnya, sampai saat ini belum ada tindakan yang berarti yang dilakukan oleh Pemkot terhadap kasus AMN tersebut. "Pemkot pernah datang ke tahanan sekali. Tapi sekali itu saja, kita tidak tahu sekarang," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kota Depok, Dia Sadiah mengatakan Wali Kota saat mengunjungi AMN langsung memberikan motivasi dan nasihat. "Anak itu walaupun keras, tapi masih memiliki peluang untuk baik," katanya.
Dia menegaskan bahwa AMN tetap akan menjalani Ujian Nasional pada Mei mendatang. Dinas Pendidikan, kata Dia, sudah mengurus semua masalah teknis pelayanan pendidikan bagi AMN. "Jadi, proses hukum tidak boleh menghambat pendidikannya," kata Dia.
Dia mengakui masalah terbesar AMN adalah karena broken home. AMN tinggal dengan kakaknya yang suka memukul. Namun, sampai saat ini pihak Pemkot sendiri belum melakukan pertemuan dengan kakak kandung AMN tersebut sebagai langkah pembinaan. "Yang paling berpengaruh adalah kakaknya. Kami juga belum pernah bertemu kakaknya," kata Dia.
ILHAM TIRTA