TEMPO.CO , Jakarta:Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada, Oce Madril, menilai Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum bisa dijerat pasal suap dalam kasus suap wisma atlet Jakabaring, dan sejumlah kasus lain. "Dia bisa disangka terlibat suap karena sejumlah perkara terjadi saat dia anggota Dewan Perwakilan Rakyat," kata Oce, Rabu 29 Februari 2012 kemarin.
Menurut Oce, pada Oktober 2009 hingga Juni 2010, Anas merupakan Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR. Ini, kata dia, klop waktu dengan sejumlah tudingan yang ditembakkan padanya selama ini. Sebagai Ketua Fraksi, Anas dinilai berkepentingan mengatur program anggotanya, dan target proyek. "Posisi Ketua Fraksi itu strategis. Karena proses mengatur anggaran pasti melalui dia juga."
Anas beberapa kali disebut kecipratan fee proyek Wisma Atlet. Terdakwa kasus tersebut, Muhammad Nazaruddin, menyebut Anas menerima Rp 2 miliar dari proyek senilai Rp 191 miliar. Hal itu diketahui Nazar dari pengakuan bekas Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat, Angelina Sondakh, di hadapan Tim Pencari Fakta Demokrat.
Adapun bekas Wakil Direktur Keuangan Grup Permai, Yulianis, mengatakan perusahaannya pernah mengalirkan US$ 5 juta dan Rp 30 miliar untuk pemenangan Anas sebagai Ketua Umum, dalam Kongres Demokrat di Bandung pada Mei 2010 lalu. Duit itu diduga didapat dari proyek pembangunan Stadion Hambalang, Sentul, Jawa Barat.
Bekas Direktur Marketing PT Anak Negeri, Mindo Rosalina Manulang, juga pernah memberi kesaksian yang menyudutkan Anas. Menurut Rosa, ia pernah melihat mobil Anas terparkir di kantor Grup Permai, Tebet, Jakarta Selatan. Rosa juga menyebut Anas sebagai "Ketua Besar", yang pernah minta jatah komisi proyek Wisma Atlet.
Pintu masuk untuk menjerat Anas, kata Oce, ada pada Yulianis. Sebab dialah yang mengerti keluar-masuknya duit dari kas Grup Permai, termasuk yang diduga mengalir ke Anas. "Kesaksian Yulianis yang paling kuat. Dan kalau benar yang dia katakan, duit perusahaan mengalir ke Kongres Demokrat, Anas bisa dijerat pasal pencucian uang juga," ujar Oce.
Anas berkali-kali menolak tuduhan tersebut. Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok, tak menyangkal Anas pernah dikirimi Hummer oleh Nazar. Tapi, mobil mewah itu dikembalikan ke Nazar. Ihwal setoran Grup Permai buat Anas, dan tudingan lain, bekas ketua tim pemenangan Anas dalam Kongres Demokrat di Bandung Mei 2010 ini menyatakan tak tahu. "Saya enggak tahu," kata dia.
ISMA SAVITRI | RUSMAN PARAQBUEQ | M. ANDI PERDANA | SUNUDYANTORO
Berita Terkait
Laporan Aliran Duit Nazaruddin Tercatat Rapi
Saksi: Duit Miliaran 19 Dus buat Memenangkan Anas
Angie-Rosa Saling Kirim Pesan
Demokrat Akan Rombak Habis Petinggi Fraksi
KPK Akan Periksa Anas di Kasus Hambalang
Siapa Saja Penerima Duit Nazar?
Berita Populer
Jokowi Pecat Ajudan, Gara-gara Kalah Ganteng
Strategi Pengacara Bongkar Kebohongan Angie
Ungguli Foke, Jokowi KagetPertarungan Rosa vs Angie
Duit Dhana Berasal dari Enam Perusahaan
Ruangan Sutan Bhatoegana Diobrak-abrik
Jokowi Sabet Penghargaan Charta Politika